Bagaimana Caraku Menjadi Lebih Bahagia Secara Instan

Hidup di dunia dengan beragam tantangan perlu dihadapi dengan penuh suka cita. Kita dibekali dengan perasaan yang sewaktu-waktu bisa berubah apa yang dirasakannya. Bisa bahagia, sedih, kecewa, haru, dan lain sebagainya. Perasaan yang bertandang ke dalam hati kita itu adalah ujian. Kita bisa memilih dengan bebas menghadapi perasaan-perasaan itu.

Ketika mendapati musibah biasanya akan membuat kita sedih. Kesedihan yang kita rasakan itu adalah ujian sedangkan bagaimana cara kita menghadapi kesedihan itu adalah jawaban kita terhadap soal yang diberikan. Perasaan yang lain pun demikian. Saat kita mendapat rejeki yang banyak akan membuat bahagia. Kebahagiaan yang kita rasakan itu adalah soal yang diberikan Allah. Bagaimana cara kita menghadapi kebahagian itu adalah jawaban yang kita berikan pada Allah.

Bagaimana Caraku Menjadi Lebih Bahagia Secara Instan

Aku berusaha menghadapi semua yang terjadi dengan suka cita. Termasuk saat mendapatkan musibah. Lalu bagaimana caraku untuk membalikkan keadaan menjadi bahagia saat sedang diuji dengan hadirnya kesedihan?

Telpon Ibu

Sejak dulu, ibu menjadi sosok paling hebat dalam hal memberikan kenyamanan. Ibarat dikata datang membawa sepikul kesedihan pulang membawa segunung kebahagiaan. Namun, karena kami terpisah oleh jarak maka aku bisa menjangkau ibu melalui sambungan telpon.

Bagaimana Caraku Menjadi Lebih Bahagia Secara Instan
Ibuku bukanlah tipe yang suka berkhotbah saat anaknya sedang dibekap kesedihan. Biasanya cara menghiburku adalah dengan mengenang masa-masa kecil dulu. Masa-masa sebelum aku mengenal masalahnya orang dewasa. Jurus itu selalu manjur. Entah mengapa. Aku yakin setiap ibu memiliki cara masing-masing untuk menenangkan anaknya.

Hangout

“Semua masalah akan selesai di warung kopi” kaidah itu kami ciptakan saat menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Mojosari. Bekerja bersama mahasiswa dari beragam jurusan dengan karakter yang beragam membuat konflik sering kali terjadi. Agar konflik itu tidak berlarut-larut kami bersepakat untuk meredam ketegangan di warung kopi. Sekedar ngobrol di luar topik perkuliahan sudah lumayan mengendorkan urat yang tegang.

Bersenandung Sholawat

Melantunkan sholawat dalam bentuk senandung qasidah sangat efektif menumbuhkan rasa nyaman dan bahagia dalam hati. Sambil membayangkan sedang bercanda dengan kanjeng Nabi membuat suasana sendu seketika menjadi ceria. Siapa lagi yang dapat membuat bahagia kalau baginda Nabi ssja tidak bisa membuat bahagia?
Tapi ya kadang malah menangis sejadi-jadinya. Biasanya nangis karena malu masalah segitu saja telah membuat sedih berkepanjangan. Akan tetapi setelah menangis puas biasanya langsung muncul bahagia. Merasa masih ada tempat untuk bersandar saat ada masalah. Baginda Nabi telah memberikan harapan dan impian itu. Gak pernu panik. Gak perlu bersedih lagi. All is well. 🤗

Leave a Reply