Cara Kami Bertahan Menghadapi Pandemi

Teman kami, keluarga kami, kolega kami, guru kami, dan orang-orang terdekat kami lainnya banyak yang telah dinyatakan positif terjangkit virus covid-19.

Sebagian besar gejala yang dirasakan memang tergolong soft. Masih bisa dijalani dengan cara isolasi mandiri. Kalaupun ada yang dibawa ke tempat isolasi khusus bukanlah karena keadaannya gawat melainkan tidak memiliki tempat isolasi mandiri yang memadai di rumah.

Kami berusaha care pada mereka yang dinyatakan positif itu. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu mereka. Paling tidak dengan cara menunjukkan perhatian dan kepedulian bisa membuat mereka sedikit tenang.

Berita Kematian Silih Berganti

Hampir setiap hari, kami mendengar kabar duka berupa kematian tetangga atau orang lain yang terlintas di sosial media.

Di lingkungan sini, di Salatiga, banyak tetangga yang sedang sakit. Kabar kematian pun hampir setiap hari kami dengar. Bahkan! Seringkali sehari lebih dari satu orang dengan rumah yang saling berdekatan.

Aku terkadang juga ikut ke makam ketika RT tempatku tinggal mendapat giliran untuk menggali kubur. Di sini, aturannya memang begitu. Menggali kubur digilir sesuai aturan yang telah disepakati.

Kalau kebetulan yang mau dikuburkan positif terjangkit virus covid-19 biasanya warga hanya menggali kubur saja. Tidak ikut serta sampai proses penguburan karena sudah ditangani petugas khusus.

Permasalahan Ekonomi

Alhamdulillah meskipun beberapa usaha kami juga terkena dampak pandemi namun keadaan ekonomi kami masih bisa dikatakan baik.

Kami masih bisa melakukan ekspansi bisnis dan melakukan investasi meskipun nilainya tidak sebesar sebelum pandemi.

Pendapatan kami dari sektor digital masih paling unggul menopang kebutuhan operasional. Dengan itu, kami juga masih bisa menyelipkan kuota untuk dibagi dengan teman-teman yang keadaan ekonominya tidak seberuntung kami.

Kami perbanyak kuota infak dengan cara membangun muammalah berasas mutualisme yang bertujuan agar sama-sama bisa bertahan menghadapi pandemi ini. Mereka mendapatkan tambahan pendapatan, kami mendapatkan input untuk dikomodifikasi menjadi barang atau jasa yang bernilai ekonomis.

Menjaga Kesehatan

Urusan kesehatan, kami masih menganut mazhab Food Combining (FC). Kalau sedang tak enak badan yang dilakukan adalah evaluasi food diary, memperbaiki pola makan, memperbanyak asupan sayur dan buah segar.

Kami tidak menambah suplemen apa pun selama pandemi ini. Ketika ada kabar burung mengatakan bahwa rempah ABC bisa menguatkan imun dari serangan covid juga tidak membuat kami ikut berbondong-bondong mengonsumsinya. Bagi pelaku FC, minum teh rempah adalah rutinitas harian. Kalau memang sedang ada stok rempah ABC di rumah ya dibuat kalau gak ada ya minum seadanya saja.

Kami juga tidak anti dengan layanan medis. Kalau memang ada keluarga yang memerlukan tindakan medis, kami akan mengusahakannya. Tidak khawatir sama sekali akan ‘dicovidkan’. Kami percaya pada profesionalisme petugas medis. Kalaupun ada yang tidak benar itu hanya oknum belaka.

Merawat Mental & Hati

Untuk menjaga mental dan hati, kami membatasi interaksi dengan orang-orang yang tidak percaya adanya covid atau meremehkannya. Apalagi yang sampai memprovokasi orang lain untuk mengamini pendapatnya itu.

Kami juga memotong jalur informasi hoax. Orang-orang yang biasa menyebarkan hoax di medsos kami blokir. Orang yang biasa menyebar fear lewat status kami mute atau unfollow.

Aku dan Ayi memperbanyak waktu untuk ngobrol santai bersama. Ini sangat berpengaruh pada suasana batin dan mental kami. Karena kami bisa saling menguatkan satu sama lain atau sekedar curhat.

Selain itu, kami juga berusaha memperbaiki hubungan silaturahim dengan saudara dengan cara memgirimi hadiah sederhana atau hal lain. Ini berguna untuk menciptakan rasa aman dan nyaman karena menjadi support sistem yang baik.

Leave a Reply