Disfungsi

Kita seringkali melihat seseorang dari dua sisi yaitu kebaikan dan keburukan. Sering kali juga, keburukan secuil bisa mengaburkan kebaikan segunung dari penglihatan kita. Itu sebabnya sesama manusia seringkali terjadi pertikaian. Hal ini kerap terjadi juga di dalam kehidupan rumah tangga.
Ketika misalnya seorang istri di dalam rumah tangga tidak dapat menjalankan salah satu fungsinya maka hal itu akan menjadi pemicu konflik. Meskipun ia lihai menjalankan fungsi-fungsi yang lain. Hal itu berlaku juga sebaliknya. Ketika suami tak bisa menjalankan salah satu fungsinya maka hal itu juga berpotensi menjadi pemicu konflik.
Konflik-konflik kecil yang tidak diselesaikan dengan apik akan berakibat terakumulasinya kekecewaan. Ketika kekecewaan itu tidak diatasi dengan baik bisa-bisa menjadi bom waktu yang akan memporak-porandakan kehidupan rumah tangga.
Aku mengambil topik sensistif ini memang sengaja untuk mengajak berfikir secara objektif. Tanpa baper. Seringkali ketika ada atensi terhadap kekurangan wanita malah dianggap menyalah-nyalahkan dia. Hal itu membuat mereka seringkali berlindung dibalik perasaan dan menjadi antikritik. Padahal! Ketika seorang istri tidak dapat menjalankan tugasnya maka suami berhak menegur. Apalagi jika hal itu dilakukan berkali-kali entah secara sadar atau tidak.

Disfungsi

Seringkali perselingkuhan berawal dari sini. Ketika suami kecewa atas istri biasanya ada kecenderungan untuk mencari tempat berpaling. Ini bukanlah untuk memanas-manasi si istri, bukan. Melainkan untuk meredam kekecewaan belaka. Toh tempat berpaling itu tidak melulu berupa wanita idaman lain.

Leave a Reply