INDRAJA | Sistem Penginderaan Jauh

Indraja - Universitas negersurabaya (unesa)Penginderaan jauh dikatakan sebagai suatu sistem karena dalam penginderaan jauh melibatkan beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Sistem yang dimaksud terdiri dari beberapa komponen yaitu sumber tenaga, atmosfer, obyek, sensor, dan proses.

Tenaga merupakan kapasitas untuk melakukan pekerjaan yang berupa kapasitas untuk memindahkan barang, memanasi barang, mengubah keadaan suatu barang (misalnya sinar dapat merubah film kosong menjadi bergambar).

Matahari merupakan sumber tenaga utama untuk penginderaan jauh. Tenaga paling banyak yang digunakan dalam penginderaan jauh adalah tenaga elektromagnetik yaitu: tenaga yang bergerak dengan kecepatan sinar (= 3 x 108m/detik) dengan pola gelombang sinusoidal yang harmonis (Sabins Jr 1978). Disamping teori gelombang, tenaga elektromagnetik juga mengikuti teori foton/kuantum/partikel, yaitu bahwa gelombang tenaga elektromagnetik terdiri dari bagian-bagian kecil (=foton/kuantum/partikel ) yang mengandung kekuatan tertentu pada tiap bagian (Sabins, Jr, 1978).

Seperti telah kita ketahui sebelumnya tenaga dalam penginderaan jauh berasal dari tenaga alami dan tenaga buatan. Keduanya sama-sama di pancarkan dan dipantulkan oleh benda ke sensor. Disamping tenaga yang bersumber dari matahari, tiap benda dimuka bumi ini juga memancarkan tenaga elektromagnetik. Tiap benda yang suhunya melebihi 0o kelvin atau 0 o absolut memancarkan panas. Nol derajat absolut = -273 o C. karena suhu rerata permukaan bumi sebesar 27 o C, berarti sebesar 300 kelvin. Dengan kata lain maka tiap benda dipermukaan bumi memancarkan tenaga elektromagnetik dalam bentuk suhu radiasi yang dapat direkam oleh sensor. Karena tiap benda memancarkan suhu radiasi yang berbeda-beda berdasarkan hasil rekamannya maka obyek-obyek ini dapat dikenali benda aslinya.

Tenaga yang diterima sensor dapat berupa tenaga pantulan dan tenaga pancaran yang berasal dari obyek dipermukaan bumi, jumlah tenaga yang diterima oleh sensor tersebut tergantung pada jumlah tenaga asal dan tergantung pula pada karakteristik obyeknya. Semakin banyak tenaga yang diterima oleh sensor akan semakin cerah ujud obyeknya pada citra. Karakteristik obyek akan mempengaruhi daya pantul obyek, suhu obyek dan daya pancar obyek.

Atmosfer merupakan media yang harus dilalui oleh tenaga agar sampai kepermukaan benda. Tidak semua tenaga akan sampai permukaan bumi, tenaga akan ditangguhkan di atmosfer yang disebut sebagai jendela atmosfer. Jendela atmosfer adalah bagian spectrum elektromagnetikyang dapat mencapai bumi.

Didalam jendela atmosfer ada hambatan atmosfer yaitu hamburan, serapan dan pantulan. Hambatan tersebut diakibatkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer berupa debu, uap air dan gas. Hamburan adalah pantulan kesegala arah karena permukaan benda yang kasar dan bentuknya tidak menentu.

Semua obyek dipermukaan bumi yang tidak terlindung merupakan obyek yang dapat direkam oleh sensor. Obyek tersebut berupa tanah, air, bangunan, vegetasi atau fenomena sepereti banjir, erosi, kecepatan angin, stunami dan sebagainya. Setiap obyek mempunyai karakteristik masing-masing dalam merespon tenaga yang sampai padanya. Perbedaan karakter inilah yang mengakibatkan obyek mudah dikenali.

Perekaman obyek dalam penginderaan jauh dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara digital dan cara analog. Perekamannya dapat dilakukan secara serentak untuk daerah yang terekam pada satu kerangka/lembar gambar, dapat pula dilakukan bagian demi bagian dengan cara penyiaman (scanning).

Sensor merupakan alat untuk merekam obyek. Tenaga yang sampai sensor dapat berupa pantulan dan hamburan. Masing-masing sensor mempunyai keterbatasan dan kepekaan terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Sensor yang digunakan untuk fotografik dan non fotografik berbeda jenisnya. Pemilihan sensor untuk tugas tertentu selalu memperhatikan keunggulan dan keterbatasannya. Misalnya untuk sistem fotografik memiliki resolusi spasial baik, tetapi sistem ini tidak memiliki kepekaan spektral seluas sistem non fotografik. Sensor fotografik hanya peka terhadap spektrum tampak 1,4mm-0,7mm dan perluasannya yaitu spektrum ultraviolet dekat 0,3mm-0,4mm dan spektrum inframerah dekat 0,7mm-0,9mm. Sedangkan sensor non fotografik lebih berfariatif karena dari jenis sensor ini akan mengunakan panjang selombang yang lebih besar seperti inframerah termal.

Kemajuan teknologi dewasa ini telah banyak memberi kemudahan bagi pengguna data penginderaan jauh. Mengingat penginderaan data jauh dapat berupa gambar maupun digital. Sehingga pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan komputer maupun secara manual sesuai dengan data yang pakai dan hasil akhir yang diinginkan. Peranan manusia di dalam pengolahan data akan membentuk mutu berkelanjutan sebagai hal yang penting pada terapan yang produktif data penginderaan jauh dimasa mendatang.

Keberhasilan data penginderaan jauh terletak pada manusia yang menggunakan data tersebut. Data penginderaan jauh hanya memberikan informasi pada seseorang, selebihnya pada pengguna itulah yang akan mengembangkan menjadi data yang berarti. Pengguna data penginderaan jauh dewasa ini telah berkembang dengan pesat tidak hanya di kalangan akademisi, berbagai bidang penelitian seperti kehutanan, pertanian, kelautan, pemerintahan dan perencanaan wilayah.

Selama 40 tahun terakhir ini pengguna data maupun intensitas penggunaan data semakin meningkat. Ada beberapa alasan mengapa data penginderaan jauh makin banyak diminati penggunanya.

Tidak ada jalan cepat untuk memetakan daerah bencana selain data penginderaan jauh. Seperti halnya banjir, tanah longsong, stunami, kebakaran hutan, angin ribut dan sebagainya.

Sumber: GMN. 2011. Penginderaan Jauh (indraja/PJ) (http://geomangraho.blogspot.com/2011/04/penginderaan-jauh-indrajapj_03.html, diakses pada 13 Oktober 2012)

Leave a Reply