Semalam, setelah aku membacakan cerita karangan sendiri tentang bebek, sapi, dan ayam, Kevin tampak berbinar-binar. Jujur saja, baru kali ini, aku mengarang cerita sendiri untuknya. Setelah aku kehabisan bahan, akhirnya kuminta dia untuk mengambil buku-buku cerita miliknya. Dia pun mengambil buku yang bercerita tentang keluarga kelinci yang bernama Flopsy. Aku membacakannya sampai selesai.
Setelah ritual bercerita selesai, Kevin tampak belum mengantuk. Dia malah minta HP untuk nonton. Aku kasihkanlah HPnya Widut. Saat Kevin main HP itu aku juga ikut-ikutan buka HP. Setelah selesai menulis artikel, aku buka-buka game. Ndilalah kok Kevin mengintip saat aku main game. Dia pun malah tertarik dengan HPku. Segera saja HP ibunya dimatikan dan meminta HPku.
“Bah, aku mainan pohon wae”, katanya sambil menunjuk-nunjuk gambar pohon di HPku. Tapi aku melarangnya. Meskipun Kevin boleh mainan HP tapi aku memberikan batasan-batasan tertentu untuknya. Salah satunya dia tidak boleh main game. Akan tetapi, karena saat itu situasinya kurang bersahabat, aku menjanjikan kepadanya bermain game besok saja.
“Sesok wae. Saiki wis dalu. Wayahe bubuk”, kataku. Namun, dia tetap tidak bisa menerimanya.
Aku pun langsung berceramah panjang lebar untuk mengalihkan perhatiannya. Aku berusaha masuk ke dunianya dengan cara menjadi partner bermain.
“Besok aku yang nyari air. Kevin yang nyiram pohonnya. Sekarang bubuk dulu”, kataku sambil mengelus-elus kepalanya. Dia tampak sumringah mendengar aku berjanji seperti itu padanya.
Pagi tadi, saat aku sedang sibuk garap kerjaan, si K menghampiriku
“Bah, mainan pohon, bah”, katanya sambil mendekat ke arah meja kerjaku. “Anak ini. Kok masih ingat janjiku semalam”, batinku.
Aku pun segera menurutinya. Kucarikan air (di dalam game) lalu dia bagian menyirami pohon sampai selesai. Setelah itu kami main bola bersama. 🤗