Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan( Al Kahfi 46 )
Betapa bahagianya orang tua yang diberi amanah seorang anak, karna dari anaklah harapan-harapan tertanam seindah mungkin. Dan dengan dianugrahi seorang anaklah bisa jadi motifasi diri semangat mencari rizqi dan semangat membenahi kehidupan secara baik pula dan orang tua akan jadi cerminan bagi anak-anaknya. Betapa bahagianya hati orang tua bila dalam kluarga hususnya anaka anaknya dalam kedamaian, ketenangan, agamis dan penuh jiwa jiwa islami. Sungguh sangat beruntung sekali kehidupan suatu kluarga bila didalamnya sudah tertanam ruhul ilahiyah.
Dari sinilah bermulanya, karna sudah menjadi hal biasa bila orang tua mengharapkan putra-putrinya menjadi orang yang yang sempurna, taat beribadah, prilaku yang baik, yang cerdas sepritualnya, cerdas lingkungan dan menjadi anak yang bisa dibanggakan. Terkadang harapan- harapan ini sudah tertanam sejak anak masih dalam kandungan hingga lahir.
DOA : Keinginan, harapan dan keyakinan yang kuat akan menjadi sebagai dari doa-doa orang tua pada putra-putrinya. Suatu contoh, orang tua manapun akan menghendaki anak-anaknya menjadi sholeh dan sholikhah, menjadi qurrata aini (penenang hati), terhusus menjadi anak yang selalu patuh pada Allah SWT, dan didukung dengan memberikan pendidikan yang benar secara agama, insyaAllah cita cita orang tua akan tercapai.
Kenapa bisa jadi bumerang? Keinginandan harapan yang berlebihan dari orang tua kepada putra-putrinya akan jadi belenggu yang sangat kuat, membebani pikiran dan jiwanya dan bisa mengakibatkan mudah depresi dan stres.
Sebagai orang tua hendaknya hati-hati menyampaikan sesuatu yang menjadi harapannya, yaitu dengan memahami pribadi anak dan memahami kemampuan daya tangkap dan pola pikir anak. Pemilihan waktu yang tempat mempunyai peran signifikan untuk mencapai hasil dalam mengarahkan anak pada apa yang diinginkan orang tuanya. Jika orang tua memilih waktu yang tepat dan mengesankan bagi anak maka akan mempermudah jalan untuk bisa sampai pada hatinya.
Bila orang tua terlalu memaksakan kehendak dan tidak membaca kondisi anak maka akibatnya akan banyak menimbulkan ketidak harmonisan antara anak dan orang tua. Anak tidak percaya lagi untuk mengeluhkan problemanya dan tidak ingin bicara untuk mengungkapkan apa keinginannya, karna disebabkan orang tua lebih menitik beratkan pada ego dan arogansinya dengan mengintimidasi anak dan menekan anak, maka jangan harap anak akan mengikuti printah orang tua dan mengikuti apa yang jadi harapan-harapan orang tua, walau harapan itu sangatlah baik.
Allah SWT. Berfirman: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. ( attaghobun 15 )
Bila orang tua tidak bisa menempatkan anugrah anak pada semestinya(memberikan pendidikan secara agama) maka kerusakan kerusakan akan nyata, karna islam dengan Al-quran dan hadistnya sudah banyak mengajari kita agar semua yang di lakukan semata karna Allah SWT dan rosulnya. Dengan pegangan tersebut orang tua sudah mengisi ruh ruh seorang anak dengan ketaqwaan pada Allah SWT dan rosulnya hingga apa yang di usahakan berbuah keindahan.
Sumber: Sya’wanah Ishaqy