Menjamurnya pengemis di Indonesia sebetulnya sudah banyak dibahas melalui forum-forum daring maupun panel ilmiah di berbagai universitas π atau lembaga pendidikan lainnya. Agaknya, fenomena pengemis π° ini masih belum bisa diatasi secara kaffah meskipun beragam kebijakan terkait pengemis telah diundangkan oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Kalau Kita mau menilik lebih jauh mengenai pengemis maka kita akan tahu bahwa akar permasalahan menjamurnya pengemis itu bukan karena semata adanya ketimpangan ekonomi melainkan ada faktor lain. Salah satu faktor yang jamak aku temui adalah adanya tren menjadikan pengemis sebagai profesi.
Aku pernah suatu hari kedatangan dua orang pengemis yang masih anak-anak saat sedang makan di sebuah warung PKL di lapangan Pancasila Salatiga. Saat itu, aku tidak langsung memberikan uang pada mereka melainkan kutanyai beberapa hal terlebih dahulu.
Aku menanyai di mana rumahnya ποΈ, untuk apa mengemisπ°, apakah masih punya orang tua π¨βπ©βπ¦βπ¦ atau tidak, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Mereka sebetulnya enggan menjawab pertanyaanku itu. Namun setelah kuulangi beberapa kali, mereka menjawabnya dengan berbelit-belit.
Lucunya terjadi ketika mereka menjawab mengemis agar bisa beli makanan tetapi ketika mau kupesankan makanan malah menolak π€¦. Bahkan! Ketika kutawari dibungkus ποΈ saja makanannya tetap menolak. Mereka tetap minta uang π°. Aku mengalami hal seperti ini rasanya sudah berkali-kali.
Berkali-kali berinteraksi dengan pengemis yang beragam motif dan cara membuatku berpikir untuk membuat semacam aksi nyata. Aku berpikir untuk benar-benar meladeni pengemis dengan sepenuh hati β€οΈ. Misalnya kalau ada pengemis yang mengaku mengemis untuk bayar sekolah maka aku akan memintanya menunjukkan di mana sekolahnya dan aku akan membayar sekolahnya langsung. Kalau mengaku mengemis untuk sesuap nasi maka akan kubelikan nasi atau bahan pokok yang bisa digunakan untuk beberapa hari. Intinya, aku tidak akan memberikan uang begitu saja pada mereka.
Saat ini, ada 2 orang pengemis yang mau aku garap. Mereka biasa mangkal di pintu gerbang masjid Darul Amal kota Salatiga. Aku ingin mengenal mereka untuk mencari tahu motif mereka mengemis yang sebenarnya. Jika sudah diketahui maka tindakan selanjutnya bisa dilakukan secara terukur.π©ββοΈ