1. Kurikulum 2013 yang Berbasis Tematik Terintegrasi
Dalam melaksanakan program pendidikan tidak bisa lepas dari kurikulum. Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan yang bersifat formal. Dalam pelaksanaannya sekolah membutuhkan kurikulum agar proses pembelajaran berlangsung secara teratur dan terkonsep. Menurut Mac Donald (dalam Sukmadinata, 2012: 5) sistem persekolahan terbentuk atas empat subsistem, yaitu mengajar, belajar, pembelajaran dan kurikulum. Mengajar (teaching) merupakan kegiatan atau perlskusn professional yang diberikan oleh guru. Belajar (learning) merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan siswa sebagai respons terhadap kegiatan mengajar yang diberikan oleh guru. Keseluruhan pertautan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar disebut pembelajaran (instruction). Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberikan pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Dari uraian tersebut, kurikulum merupakan pedoman yang harus ada dalam proses belajar mengajar. Kurikulum pendidikan Indonesia sepuluh tahun terakhir mengalami tiga kali pergantian, antaralain KBK pada tahun 2004, KTSP pada tahun 2006 disusul kurikulum 2013 yang baru memasuki tahap uji publik.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inofatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Untuk menunjang tujuan tersebut, kurikulum 2013 sebagaimana yang tercantum dalam salinan dokumen kurikulum 2013 dari Kemendiknas berstruktur sebagai berikut:
Tabel 1
Struktur kurikulum 2013
Sumber: salinan dokumen kurikulum 2013 kemendiknas
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif, sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Tema yang dipilih berdekatan dengan kehidupan anak. Kurikulum yang disusun berkaitan dengan dunia nyata, sehingga memudahkan dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut ke dalam kegiatan homestay.
2. Kota Salatiga yang Potensial Dilaksanakannya Homestay
Kota Salatiga menyimpan beberapa tempat yang jika dikembangkan akan menjadi lokasi homestay yang potensial yang didukung oleh kondisi lingkungan yang baik untuk belajar. Hal ini memungkinkan SD/ MI yang berada di Salatiga tidak perlu mencari lokasi yang jauh untuk melaksanakan homestay. Selain lebih hemat dalam waktu tempuh juga lebih hemat dalam biaya transportasi.