Geografi tidak hanya menjadi ilmu pengetahuan, tetapi menjadi Gaya Hidup
Tahukah Anda tentang gaya hidup geografi? Kalau mungkin ini pertama kalinya Anda membaca, simaklah baik-baik uraian dibawah ini.
Pada zaman modern ini, gaya hidup tumbuh dan mengembang seiring bertambahnya penduduk dunia yang memiliki sudut pandang yang berbeda dalam memaknai dan menikmati hidup. Orang-orang yang suka kehidupan glamour akan cenderung bergaya hidup serba mewah meskipun kondisi keuanganya serba pas-pasan, orang yang terjun di dunia kesehatan secara automatis akan cenderung mengikuti gaya hidup sehat, orang yang terjun ke dunia bisnis akan berpola hidup dengan prinsip ekonomi, yaitu mengeluarkan modal seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dan bagaimanakah gaya hidup geografi itu?
Secara umum seorang yang mengikuti gaya hidup geografi akan lebih memperhatikan lingkunganya, misalnya dalam hal memakai baju, minimal ada tiga factor yang akan dipertimbangkan, pertama factor geografis atau tempat, maksudnya di daerah tersebut cocoknya memakai baju apa, seandainya sedang berada di daerah yang panas biasanya akan memilih baju yang kainnya tipis atau yang mudah menyerap keringat agar nyaman dipakai, kedua factor waktu, pada musim salju seorang yang mengikuti gaya hidup geografi akan memilih baju yang tebal agar bisa menghangatkan tubuhnya, ketiga factor lingkungan, seorang yang menganut gaya hidup geografi akan mempertimbangkan lingkungan, dia tidak akan memakai pakaian serba ketat (you can see) di lingkungan yang mayoritas berpenduduk muslim.
Seorang Geo style(orang yang mengikuti gaya hidup geografi) akan sangat peduli terhadap dampak yang mungkin terjadi akibat perbuatabnya, misalnya ketika akan membangun rumah, dia akan memikirkan lingkunganya, bagaimana alur sanitasinya(saluran air), tempat sampah, sumur, wc dan lain sebagainya.
Seorang Geo style akan berpikir ulang ketika akan memakai kendaraan bermotor demi emnjaga kelestarian lingkunganya, karena emisi yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor akan berpengaruh terhadap cuaca global. Ketika di dalam sebuah ruangan dia akan membuang sampah tetapi tidak menemukan tempat sampah, dia akan selalu membawa sampah tersebut sampai dia menemukan tempat sampah. Ketika dihadapkan dengan masalah dia akan menghadapinya dengan tiga pendekatan, yaitu, pendekatan geografi, pendekatan kelingkungan, dan pendekatan kewilayahan.
Dimanapun dia berada akan selalu mengkampanyekan pola hidup geografi dalam menjaga lingkungan, karena pada dasarnya hancurnya bumi ini adalah karena ulah manusia itu sendiri.