ArchView | Analisis Persebaran Banjir di Kota Depok

a.    Latar belakang

Kota depok dengan kondisi yang ada dalam perkembangan, banyak kaidah lingkungan yang telah diabaikan dalam pembangunannya. Secara kondisi fiski wilayah kota depok terdapat beberapa tempat yang kemungkinan akan terkena banjir apabila jaringan drainase yang ada tidak dibuat berdasarkan kaidah yang benar. Kondisi fisik yang ada seperti jenis tanah, lereng, dan jaringan sungai merupakan variabel yang dapat diidentifikasi sebagai fakta yang perlu diperhatikan dalam menganalisis banjir.

b.    Permasalahan

1.     Bagaimana identifikasi daerah rawan banjir kota depok?

2.    Bagaimana hubungan rawan banjir dengan penggunaan tanah yang ada di kota Depok?

c.    Metode penelitian

Penelitian ini memerlukan data jenis batuan dari peta geologi, data tentang lereng, peta jaringan sungai, peta landuse, dan peta administrasi.

Sebagai alat untuk analisis, kita menggunakan bantuan software ArcView GIS 3.3. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1.     Memasukkan data kedalam lembar kerja ArchView

Bahan dasar yang akan dijadikan objek analisis sebanyak lima (5) data,  untuk memasukkan data-data tersebut langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

v  Buka aplikasi ArchView kalau muncul modal dialog pilih with a new view kemudian klik OK.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 1 membuat projek baru

v  Setelah itu akan muncul dialog tambah data klik yes.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 2  dialog tambah data

v  Setelah itu akan muncul dialog untuk memilih file yang akan ditambahkan kedalam lembar kerja.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 3 memilih file dari direktori

Carilah file yang akan dimasukkan, dalam hal ini penulis meletakkan file di direktori E dengan nama folder Depok, maka pada kolom drives diganti dengan direktori E lalu pilih folder depok dengan cara klik dua kali. Setelah itu pilih salah satu data lalu klik OK.

v  Masukkan semua data yang diperlukan dengan cara klik menu View – Add Theme atau klik ikon clip_image008 setelah itu akan muncul seperti gambar nomor 3. Lakukan seperti yang dilakukan pada tahap tersebut dan ulangi sampai semua data masuk kedalam lembar kerja.

Kurang lebih hasilnya akan tampak seperti gambar dibawah ini.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 4 lembar kerja siap olah

2.     Pengolahan data

Setelah semua data terinput kedalam lembar kerja, langkah selanjutnya adalah mengolahnya. Langkahnya adalah seperti berikut:

v  Rubah distance unit dan map unit menjadi meter dengan cara klik viewproperties.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 5 Propertis dokumen

v  Rubah Legend Theme geologi dan lereng.

Klik dua kali tema geologi clip_image014 kemudian akan muncul modal  dialog Legend Editor. Rubah Legend Type dengan unique value. Rubah Values Field dengan variabel Jenis.

Untuk yang lereng Values Field diisi dengan variabel lereng.

v  Buffer jaringan sungai sepanjang 50 meter dan 100 meter. Beri nama BUFSNG. Caranya klik menu Theme lalu pilih Ceate Buffer

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 6 dialog Create Buffer 1

Klik next pilih As multiple rings. Isi number of ring dengan angka 2 dan distance batween rings dengan angka 50.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 7 dialog Create Buffer 2

Klik Next lalu tentukan tempat menyimpan file hasil buffer.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 8 Dialog Create Buffer 3

Pada kolom in a new theme tentukan tempat menyimpan file. Beri nama BUFSNG. Klik OK.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 9 Memilih Direktori Penyimpanan BUFSNG

Kemudian akan kembali ke dialog Create Buffer 3  Klik Finish. Kurang lebih sungai setelah di buffer akan terlihat seperti gambar dibawah ini.

 

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 10 Tema BUFSNG

v  Overlay tema yang telah dibuffer (BUFSNG) dengan jenis batuan. OBS_JB.

Klik View – GeoProcessing Wizard.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 11 Geoprocessing 1

Pilih Union two themes lalu klik Next.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 12 Geoprocessing 2

Pada select input theme to union pilih tema sungai. Pada select poligon overlay theme to union pilih tema jenis batuan (geologi). Pada Output File tentukan tempat menyimpan file. Sebaiknya jadikan satu folder dengan file BUFSNG. Klik Finish.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 13 tema OBS_JB

v  Overlay OBS_JB dengan tema lereng. Beri nama OBSJB_L.

Hasilnya kurang lebih seprti gambar dibawah ini.

 

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 14 tema OBSJB_L

v  clip_image033OBSJB_L di-query dengan kriteria sebagai berikut:

Variabel

Wilayah Sangat Rawan Banjir

Wilayah Rawan Banjir

Wilayah Aman

Buffer Subgai

< 50 m

50-100 m

> 100 m

Jenis Batuan

Alluvium,

Kipas Aluvium, Perairan

Kipas Aluvium, Batuan Gunung Api Muda

Lainnya

Lereng

< 8%

8-15%

> 15%

Klik (aktivkan) tema OBSJB_L. Klik ThemeTable.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 15 Atribut atau isi tabel OBSJB_L

v    Klik TableStart Editing.

v    Klik EditAdd Field.

 

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 16 Menambah Field

Isi kolom Name dengan KET. Rubah Type menjadi String. Klik OK.

v  Menentukan wilayah yang sangat rawan banjir (WSRB)

v  Klik TableQuery atau tekan CTRL + Q atau klik ikon clip_image039.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 17 Query Builder

v  Hapus buka kurung dan tutup kurung “()” lalu masukkan rumus berikut:

 ( [Bufferdis] = 50) and ([Jenis] = "Aluvium") or ([Jenis] = "Kipas Aluvium") or ([Jenis] = "perairan") and ([Lereng] = "2 – 8 %" )

Lalu klik New Set.

v  Klik Menu FieldCalculate atau klik ikon clip_image043.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 18 Field Calculate

Pada kolom Field pilih [KET]. Type pilih String. Lalu isi pada kolom Ket dengan "WSRB" . Klik OK.

v  Menentukan wilayah rawan banjir (WRB)

v  Klik TableQuery atau tekan CTRL + Q atau klik ikon clip_image046.

v  Hapus buka kurung dan tutup kurung “()” lalu masukkan rumus berikut:

( [Bufferdis] = 50) or ([Bufferdis] = 100) and ([Jenis] = "Kipas Aluvium") or ([Jenis] = "Batuan Gunung Api Muda") and ([Lereng] = "8 – 15 %" )

Lalu klik New Set.

v  Klik Menu FieldCalculate atau klik ikon clip_image047.

v  Pada kolom Field pilih [KET]. Type pilih String. Lalu isi pada kolom Ket dengan "WRB" . Klik OK.

v  Menentukan wilayah Aman (WA)

v  Klik TableQuery atau tekan CTRL + Q atau klik ikon clip_image048.

v  Hapus buka kurung dan tutup kurung “()” lalu masukkan rumus berikut:

( [Ket] = "" )

Lalu klik New Set.

v  Klik Menu FieldCalculate atau klik ikon clip_image047[1].

v  Pada kolom Field pilih [KET]. Type pilih String. Lalu isi pada kolom Ket dengan "WA" . Klik OK.

v  Overlay hasil query dengan tema penggunaan lahan (pengtan). Hasilnya kurang lebih seperti gambar dibawah ini.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 19 Hasil Overlay OBSJB_L dengan Penggunaan lahan

v  Buat Field baru dengan nama Peta Banjir.

Klik TableStart Editing.

Klik EditAdd Field.

Isi kolom Name dengan Peta Banjir. Rubah Type menjadi String. Klik OK.

Ø  Menentukan Penggunaan Tanah Yang Sangat Rawan Banjir (SRB) Dengan Query

v  Klik TableQuery atau tekan CTRL + Q atau klik ikon clip_image039[1].

v  Hapus buka kurung dan tutup kurung “()” lalu masukkan rumus berikut:

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "AIR" )

lalu klik New Set. Pada Field Peta Banjir beri Nama “AIR SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "DIPO_KERETA_API")

Nama: “DIPO KA SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "G_I_LISTRIK" )

Nama: ”GI LISTRIK SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "INDUSTRI")

Nama: “INDUSTRI SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "JL_TOL")

Nama: “JL TOL SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "KAW_KUSUS(RRI)")

Nama: “KAW KHUSUS RRI SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "KEBUN")

Nama: “KEBUN SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "PEMUKIMAN")

Nama: “PEMUKIMAN SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "PENDIDIKAN")

Nama: “PENDIDIKAN SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "RAWA")

Nama: “RAWA SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "RUMPUT/TNH_KOSONG")

Nama: “RUMPUT/TNH KOSONG SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "SAWAH_NONTEKNIS")

Nama: “SAWAH NONTEKNIS SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "SAWAH_TEKNIS")

Nama: “SAWAHTEKNIS SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "TANAH_PERUSAHAAN")

Nama: “TANAH PERUSAHAAN SRB”

([Ket] = "WSRB") and ([Ket_lu] = "TEGALAN/LADANG")

Nama: “TEGALAN/LADANG SRB”

Ø  Menentukan Penggunaan Tanah Yang Rawan Banjir (RB) Dengan Query

v  Klik TableQuery atau tekan CTRL + Q atau klik ikon clip_image046[1].

v  Hapus buka kurung dan tutup kurung “()” lalu masukkan rumus berikut:

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "AIR" )

lalu klik New Set. Pada Field Peta Banjir beri Nama “AIR RB”

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "DIPO_KERETA_API")

Nama: Tidak Ada.

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "G_I_LISTRIK" )

Nama: Tidak Ada.

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "INDUSTRI")

Nama: Tidak Ada.

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "JL_TOL")

Nama: Tidak Ada.

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "KAW_KUSUS(RRI)")

Nama: Tidak Ada.

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "KEBUN")

Nama: “KEBUN RB”

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "PEMUKIMAN")

Nama: “PEMUKIMAN RB”

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "PENDIDIKAN")

Nama: Tidak Ada.

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "RAWA")

Nama: Tidak Ada.

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "RUMPUT/TNH_KOSONG")

Nama: Tidak Ada.

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "SAWAH_NONTEKNIS")

Nama: Tidak Ada.

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "SAWAH_TEKNIS")

Nama: “SAWAHTEKNIS RB”

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "TANAH_PERUSAHAAN")

Nama: Tidak Ada.

([Ket] = "WRB") and ([Ket_lu] = "TEGALAN/LADANG")

Nama: “TEGALAN/LADANG RB”

Ø  Menentukan Penggunaan Tanah Yang Rawan Banjir (RB) Dengan Query

v  Klik TableQuery atau tekan CTRL + Q atau klik ikon clip_image046[2].

v  Hapus buka kurung dan tutup kurung “()” lalu masukkan rumus berikut:

([PETA BANJIR] = "")

Lalu klik New Set. Pada Field Peta Banjir beri Nama “WILAYAH AMAN”

Kurang lebih hasilnya terlihat seperti gambar dibawah ini.

 

 

 

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 20 Legenda PETA BANJIR

 ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 21 Peta Banjir

Ø  Menentukan Kecamatan Yang Sangat Rawan Banjir (SRB) Dengan Query

v  Overlay OBSJBL_PT dengan Adm Utm.

v  Membuat Field Baru dengan Nama PETA BANJIR

Klik TableStart Editing.

Klik EditAdd Field.

Isi kolom Name dengan PETA BANJIR. Rubah Type menjadi String. Klik OK.

v  Klik TableQuery atau tekan CTRL + Q atau klik ikon clip_image039[2].

v  Hapus buka kurung dan tutup kurung “()” lalu masukkan rumus berikut:

([Ket] = "WSRB") and ([Nam_kec] = "KEC. BEJI" )

Nama: BEJI SRB

([Ket] = "WSRB") and ([Nam_kec] = "KEC. CIMANGGIS")

Nama: CIMANGGIS SRB

([Ket] = "WSRB") and ([Nam_kec] = "KEC. LIMO")

Nama: LIMO SRB

([Ket] = "WSRB") and ([Nam_kec] = "KEC. PANCORAN MAS")

Nama: PANCORAN SRB

([Ket] = "WSRB") and ([Nam_kec] = "KEC. SAWANGAN")

Nama: SAWANGAN SRB

([Ket] = "WSRB") and ([Nam_kec] = "KEC. SUKMAJAYA")

Nama: SUKMAJAYA SRB

Ø  Menentukan Kecamatan Yang Rawan Banjir (RB) Dengan Query

v  Klik TableQuery atau tekan CTRL + Q atau klik ikon clip_image048[1].

v  Hapus buka kurung dan tutup kurung “()” lalu masukkan rumus berikut:

([Ket] = "WRB") and ([Nam_kec] = "KEC. PANCORAN MAS")

Nama: PANCORAN MAS RB

([Ket] = "WRB") and ([Nam_kec] = "KEC. SAWANGAN")

Nama: SAWANGAN RB

Ø  Menentukan Kecamatan Yang Wilayah Aman (WA) Dengan Query

v  Klik TableQuery atau tekan CTRL + Q atau klik ikon clip_image048[2].

v  Hapus buka kurung dan tutup kurung “()” lalu masukkan rumus berikut:

([Ket] = "WA") and ([Nam_kec] = "KEC. BEJI" )

Nama: BEJI WA

([Ket] = "WA") and ([Nam_kec] = "KEC. CIMANGGIS")

Nama: CIMANGGIS WA

([Ket] = "WA") and ([Nam_kec] = "KEC. LIMO")

Nama: LIMO WA

([Ket] = "WA") and ([Nam_kec] = "KEC. PANCORAN MAS" )

Nama: PANCORAN MAS WA

([Ket] = "WA") and ([Nam_kec] = "KEC. SAWANGAN")

Nama: SAWANGAN WA

([Ket] = "WA") and ([Nam_kec] = "KEC. SUKMAJAYA")

Nama: SUKMAJAYA WA

Kurang lebih hasilnya seperti gambar dibawah ini.

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 22 Legenda Peta Persebaran Banjir

Pada tiap kecamatan

ArchView | Analisis Banjir Depok

Gambar: 23 Peta Persebaran Banjir Tiap Kecamatan

 

3.    Pengambilan kesimpulan

1.     Persebaran banjir berdasarkan penggunaan lahan

Berdasarkan analisis pada peta overlay antara peta jaringan sungai, peta geologi, peta lereng, dan peta penggunaan lahan yang diklasifikasikan berdasarkan matrik berikut:

clip_image057 


Variabel

Wilayah Sangat Rawan Banjir

Wilayah Rawan Banjir

Wilayah Aman

Buffer Subgai

< 50 m

50-100 m

> 100 m

Jenis Batuan

Alluvium,

Kipas Aluvium, Perairan

Kipas Aluvium, Batuan Gunung Api Muda

Lainnya

Lereng

< 8%

8-15%

> 15%

Maka dapat ditentukan persebaran banjir di kota Depok berdasarkan penggunaan lahannya adalah sebagai berikut:

WSRB

WRB

WA

Air

Air

Dipo KA

Dipo KA

GI Listrik

GI Listrik

Industri

Industri

Jalan Tol

Jalan Tol

Kawasan Khusus RRI

Kawasan Khusus RRI

Kebun

Kebun

Kebun

Pemukiman

Pemukiman

Pemukiman

Rawa

Rawa

Rumput/tanah kosong

Rumput/tanah kosong

Sawah nonteknis

Sawah nonteknis

Sawah teknis

Sawah teknis

Sawah teknis

Tanah perusahaan

Tanah perusahaan

Tegalan/ladang

Tegalan/ladang

Tegalan/ladang

Pendidikan

Pendidikan

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sebagian penggunaan tanah di kota Depok masih berada pada kawasan yang sangat rawan banjir, sehingga tata guna lahannya perlu dikaji ulang.

2.    Persebaran banjir berdasarkan kecamatan

Tabel persebaran banjir pada kecamatan di kota Depok adalah sebagai berikut:

WSRB

WRB

WA

BEJI

BEJI

CIMANGGIS

CIMANGGIS

LIMO

LIMO

PANCORAN

PANCORAN

PANCORAN

SAWANGAN

SAWANGAN

SAWANGAN

SUKMAJAYA

SUKMAJAYA

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sebagian kecamatan di kota Depok masih berada pada kawasan yang sangat rawan banjir dan ada dua kecamatan yang berada pada wilayah rawan banjir, sehingga tata ruangnya perlu dikaji ulang.

 


 

LAMPIRAN

1.     Peta persebaran banjir pada penggunaan lahan

ArchView | Analisis Banjir Depok

1.     Peta persebaran banjir pada kecamatan

ArchView | Analisis Banjir Depok

Download:

      1. Data Kota Depok/ Data Input
      2. Artikel

5 thoughts on “ArchView | Analisis Persebaran Banjir di Kota Depok”

Leave a Reply