Indonesia dijajah oleh bangsa asing selama ratusan tahun. Selama itu, bangsa Indonesia belajar pendewasaan diri. Mereka dituntut untuk mempertahankan diri dari penindasan, perampasan hak, dan pelecehan. Generasi-generasi bangsa Indonesia pada masa perang untuk merebut kemerdekaan adalah generasi yang tangguh. Kemerdekaan bukanlah sesuatu hal yang mereka impikan, namun harus diperjuangkan. Lihatlah para pemuda yang tak sabar menunggu kemerdekaan hingga membuat sekenario penculikan bung Karno sebelum deklarasi kemerdekaan berlangsung.
Bangsa yang tangguh dan berwibawa, itulah gelar yang disematkan pada bangsa Indonesia, para pejuang kemerdekaan. Suatu gelar yang pantas disematkan kepada generasi pemberani, tangguh, dan penuh karakter yang khas dari Indonesia.
Bung Karno, presiden pertama Indonesia berhasil membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih maju. Ia berani menghardik antek-antek negara asing yang hendak membuat kerusuhan di Indonesia, hendak memeras bangsa Indonesia, hendak mengeksploitasi kekayaan bangsa Indonesia. Kekayaan yang seharusnya menjadi hak penuh bangsa Indonesia, bukan hasil menjajah bangsa lain.
….hingga datang sebuah petaka. Sebuah konspirasi politik yang menjatuhkan bung Karno dengan keji. Jatuhnya bung Karno membawa kemunduran bangsa selama beberapa kurun waktu yang lalu, kemunduran mental, wibawa, dan pendidikan.
Muncul lah eskapisme pertama pada masa itu. Eskapisme masal yang memang sengaja dibuat pemerintah yang berkuasa pada saat itu. Melalui film G30SPKI, rakyat diarahkan untuk memercayai kekuatan pemerintah dalam mengatasi huru-hara yang terjadi di Indonesia, rakyat tak perlu khawatir, cukup tunduk dan patuh pada pemerintah saja. Film itu cukup berhasil mengalihkan perhatian rakyat dari kenyataan hidup yang pahit dan mencekam hingga mereka memercayai pemerintah dengan sepenuhnya kepercayaan.
Sutradara film G30SPKI itu bisa disebut sebagai BAPAK ESKAPISME INDONESIA. Anak-anaknya, kini merajalela diseluruh sektor budaya Indonesia. Dunia perfilman dipenuhi dengan cerita dan adegan sampah yang hanya menonjolkan hiburan, bukan edukasi! Dunia maya dipenuhi dengan konten-konten sampah, pornografi, blog/website tidak bermutu dll.
Eskapisme yang terjadi saat ini menjadi sasaran empuk para kapitalis yang hanya mengutamakan keuntungan, tidak memerdulikan kemajuan bangsa. Mereka dengan gampangnya membuat produk sampah yang disambut antusias masyarakat tanpa memperdulikan dampak negatifnya.