Film yang menayangkan adegan kekerasan maupun berita tentang kejadian yang memuat kekerasan fisik memiliki dampak negatif bagi pemirsanya.
Menurut A. Kasanro Putranto, seorang psikolog forensik dan klinis, dampak yang ditimbulkan dari berita dengan kekerasan ada dua, yaitu:
- Ketakutan, Seorang yang paranoid bisa saja menangkap sebuah berita kekerasan secara berlebihan, hingga membuatnya ketakutan. Bahkan! seorang yang tidak paranoid, apabila menerima berita kekerasan secara berlebihan bisa menimbulkan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan pula.
- Pembiasaan, Seorang yang sering menonton tayangan kekerasan akan menganggap kekerasan adalah hal yang biasa, sehingga ia tidak akan merasa aneh untuk meniru perilaku kekerasan tersebut.
Sedangkan dampak dari film kekerasan juga sangat berbahaya. Banyak anak-anak yang diberitakan cidera bahkan meninggal dunia akibat meniru adegan kekerasan tokoh yang disukainya di sebuah film.
Mbah Nyutz berkata, “Ketika engkau menonton sinetron atau drama korea, engkau diam-diam menyerap nilai-nilai dan pesan yang tersirat dari cerita itu. Semakin sering dan rutin engkau membaca, misalnya, lirik lagu, cerita silat berseri, biografi tokoh, atau menonton film Naruto atau Spongebob berkali-kali, engkau akan makin hafal sifat-sifat dan kelakuan tokoh-tokoh cerita, emosi dalam lagu dan irama, pesan-pesan kehidupan dalam lirik, dalam biografi, dalam cerita silat atau dalam film kartun, dan sebagainya. Bahkan anak kecil yang tidak mengerti bahasa Inggris atau subtitle dalam drama Korea, misalnya, tetap bisa memahami cerita dan menangkap pesannya sampai tingkat tertentu. Itulah kekuatan cerita.“
Jadi, film atau berita tentang kekerasan sangat kuat dampak negatifnya.