Homestay merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yakni Home dan Stay. Home adalah place where one lives, especially with one family (Hornby, 1987: 408). Sementara, stay adalah be, remain, continuously in a place or condition (for a long or short time, permanently or temporarily, as specified by context) (Hornby, 1987: 844). Dari pengertian tersebut bisa diungkapkan bahwa homestay adalah tinggal dalam sebuah keluarga baik dalam waktu yang pendek maupun panjang. Dalam paparan bebas, homestay merupakan kegiatan untuk tinggal di sebuah rumah penduduk dan meleburkan diri dalam aktivitas penghuni rumah tersebut.
Tujuan dilaksanakannya homestay adalah melaksanakan pembelajaran dengan memberikan pengalaman nyata serta menumbuhkan kepedulian dan kreatifitas. (W/1) Pembelajaran yang telah diterima di sekolah perlu dikaitkan dengan pengalaman nyata agar memori tersebut terekam kuat dalam diri anak. Pembelajaran yang hanya sebatas dinding kelas belum mampu menstimulasi anak untuk mengembangkan pengalaman nyata yang berkesan dalam di otaknya.
Eric Jensen (dalam Rahmat, 2005: 262) mengungkapkan bahwa tikus-tikus pada usia berapapun dapat meningkatkan kecerdasannya jika diberi pengalaman baru yang menantang dan berulangkali. Hal ini sejalan dengan program homestay yang menawarkan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan baru dan mengembangkan kreatifitasnya dalam menghadapi lingkungan serta kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Pengalaman berkesan akan mengendap lebih lama dalam otak karena otak cenderung menyukai hal-hal yang berbeda.