احتقارك للجكاوي لن يدخلك الجنة
Apakah penghujat itu merasa lebih baik dari Jokowi?
Apakah penghujat itu merasa Jokowi lebih buruk darinya?
Apakah penghujat itu merasa bahwa hujatannya akan memasukkannya ke dalam surga?
Setiap hari, hujatan-hujatan yang dilontarkan kepada pak Joko selalu dilontarkan oleh orang-orang yang kecewa atau benci padanya. Inovasi dari hujatan-hujatan itu dikemas dengan serangkaian kata, grafik, meme, kartun, animasi, atau berupa video.
Presiden RI – Joko Widodo |
Penghujat dari kalangan ababil yang tersebar di jagat maya sampai penghujat dari kalangan akademisi seakan sedang berlomba-lomba membuat kalimat atau bentuk hujatan lain yang paling mengesankan dan bisa menarik orang lain untuk ikut membenci pak Joko. Minimal tidak suka pada pak Joko. Hal ini sungguh disayangkan. Terlehih para akademisi yang ikut-ikutan menghujat pak Jokowi.
Akademisi, kata orang adalah agen of change. Jika mereka menganggap bahwa hujatan-hujatan itu akan membawa perubahan memang sangat tepat. Tapi perubahan ke arah mana? anjlok dari grafis kah? Semakin maraknya hujatan-hujatan itu menandakan semakin banyaknya demoralisasi yang terjadi di Indonesia. Sungguh disayangkan! Mengapa hal ini terjadi di Indonesia yang (katanya) mayoritas penduduknya beragama Islam. Bukankah Islam dikenal dengan ajaran kesantunannya?
Parahnya lagi! Hujatan-hujatan itu juga datang daro kelompok-kelompok yang menamakan dirinya sebagai organisasi Islam dan partai-partai yang menggunakan nama Islam sebagai basis kekuatannya. Hal ini sungguh ironis. Iya! Ironis! Ajaran Islam yang santun berubah menjadi ajaran yang penuh tebaran kebencian. Tidakkah sadar mereka bahwa hal yang dilakukan itu bisa menjadi dosa jariyah? Alangkah kasihan kalau hal ini terus berlangsung.
Saya berharap dan berdoa semoga hujatan-hujatan itu bisa menghapus dosa-dosanya pak Jokowi sehingga memberikan cahaya hikmah kepadanya agar bisa menjadi pemimpin yang semakin baik dan mampu menjadi pengayom bagi masyarakat Indonesia khususnya dan maysarakat internasional secara keseluruhan.
Allahumma sholli wasallim ala sayyidina Muhammad.