Di dalam urusan mendidik anak, kiblat utamaku adalah bu nyai Lulü Ilue. Misalnya ketika si K yang suka tidur larut malam, dini hari baru tidur sempat membuatku gelisah. Namun ketika Ayi Widi Utami bertanya padanya terkait hal itu dan dijawab hal itu gak masalah malah cenderung bagus untuk tarbiyah ruhani akhirnya membuatku lega.
Masa pandemi seperti ini si K gak bisa bebas main keluar rumah membuatku gelisah karena gak bisa bermain dengan teman-temannya. Aku takut ada tahapan sosialisasi yang terganggu sehingga membuatnya sulit bergaul dan menjadi anak asosial. Namun ketika Ayi curhat sama bu nyai dan dijawab kalau hal itu sudah biasa terjadi pada anak-anaknya bahkan sebelum masa pandemi membuatku lega juga. Aku membayangkan banyak anak kyai yang hidup di lingkungan pondok gak punya teman main sebaya namun ketika besar tetap bisa bermanfaat bagi orang lain.
Masalah ngaji dan sholat pun demikian. Ayi tanya apakah perlu membangunkan si K untuk diajak sholat subuh? Dijawab belum perlu. Ketika si K sulit diajak ngaji juga dibiarkan saja. Toh sifatnya baru perkenalan. Wong anjuran sholat saja baru diberikan saat usia 7 tahun (benar gak ya, bu nyai?) masak urusan selain sholat sudah dipaksakan sebelum itu kan gak pas banget.
Untuk urusan mengaji, aku memang selow banget. Sekarang ini baru tahap pengenalan huruf hijaiyyah. Yang penting bisa membedakan antara huruf yang satu dengan yang lainnya. Aku tidak mempermasalahkan ذ dibaca ndza (pake N), ش dibaca syua, ض dan ظ masih dibaca sama, ع dibaca nga, dan غ dibaca ngho (pake n). Saat ini, si K kurang tiga huruf lagi khatam pengenalan huruf hijaiyyahnya. Setelah itu balik mulai awal Iqro’ 1 untuk pembetulan makhorijul hurufnya.
Aku melihat si K itu tidak mempermasalahkan ngajinya diulang-ulang terus. Asal tidak ada manusia toksik yang berusaha membandingkan dia dengan orang lain sepertinya akan sesuai track perkembangan belajarnya.
Makasih lo kepada kalian yang sudah berkenan tidak membanding-bandingkan si K dengan orang lain. Makasih juga kepada kalian yang bisa diajak bekerjasama untuk tidak memanjakan si K secara berlebihan. Makasih juga bagi kalian yang bisa menahan diri untuk tidak membelikan jajan berlebihan. Makasih juga bagi kalian yang tidak menakut-nakuti si K kalau ibunya akan direbut adik. Makasih juga bagi kalian yang tidak suka mengancam si K kalau tidak menurut.🤗