Pak Joko Widodo baru beberapa bulan menjadi presidan di negara kita, Indonesia. Namun, kritikan datang bertubi-tubi bagaikan serangan tetesan air hujan di saat musim penghujan. Menghitungnya, jumlah kritikan itu sangat sulit. Apalagi memilah-milah kritikan itu dengan beberapa kriteria: kritikan membangun, kritikan netral, kritikan destruktif atau menjatuhkan. Namun! yang namanya kompor tetap kompor. Entah itu terlihat (terdeteksi) atau tidak.
Presiden RI – Joko Widodo |
Beberapa kali saya mencermati orang-orang yang banyak mengkritik pemerintah itu datang dari lawan politik. Termasuk mahasiswa yang melakukan aksi turun ke jalan itu, sebagian juga didukung oleh kepentingan politik. Namun! aku tak tahu secara pasti apa motif politik mereka.
Berdasarkan aktivitas harian di beranda Facebook, kritikan yang datang kepada pak Jokowi banyak datang dari teman-teman yang berafiliasi ke partai PKS. Entah itu organisasi tingkat kampus, rohis, ataupun masyarakat secara umum dan perseorangan.
Aku tak mempermasalahkan dengan adanya kritik. Meskipun kata sebagian orang, sebenarnya tidak ada kritik yang membangun. Semua kritik itu menghancurkan. Namun, bagiku, tak apa lah mereka mengkritik pak Joko. Tapi, janganlah disertai dengan hujatan, ejekan, olokan, apalagi disertai penistaan gambar/foto pak Joko. Itu tidak lah sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.