Dalam surat Asy-Syams, Allah SWT. bersumpah atas nama ciptaanciptaan-Nya yang memiliki siklus dan keteraturan edar. Secara berturut-turut, Allah bersumpah demi matahari dan bulan, siang dan malam, serta langit dan bumi. Ini menarik. Sebab, secara substansial halhal tersebut memiliki satu kesamaan: samasama beredar dan bersiklus secara teratur sesuai dengan sunnatullah atau hukum alam yang ada. Bumi misalnya. Ia beredar pada porosnya [baca:rotasi] dan beredar mengelilingi matahari [baca: revolusi] secara teratur pada garis edar yang tetap. Seandainya bumi beredar menyalahi garis edarnya satu Inchi saja, bisa dipastikan alam akan bergejolak dan terjadi bencana. Ayat selanjutnya, semakin memperkuat ‘teori’ ini. Allah bercerita tentang kaum Tsamud yang mendustakan Rasulnya yaitu Nabi Shalih AS. Nah, kedustaan, kebohongan, dan ketidak jujuran ini kan tidak sesuai dengan fitrah manusia untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan jahat. Konsekwensi dari hal ini, kaum Tsamud akhirnya (diazab dengan) diratakan dengan tanah [fadamdama ‘alaihim Robbuhum…..].
Walhasil, tak berlebihan kiranya jika disimpulkan bahwa segala sesuatu yang ‘melawan arus’ dan tidak berjalan sesuai dengan sunnatullah / fitrah / kodrat / hukum alam, akan berpotensi untuk mengalami gejolak -yang pada gilirannya akan menimbulkan bencana-, cepat atau lambat. Wallahu a’lam.
Sumber: Buletin Al Fithrah