Guru adalah salah satu kunci keberhasilan seorang murid dalam menuntut ilmu. Di dalam kitab Ta’limul Muta’alim, terdapat beberapa petik syair dari sayyidina Ali R.A tentang kiat mencari ilmu. Syair tersebut menyatakan bahwa satu syarat untuk mendapatkan ilmu adalah melalui bimbingan seorang guru (ارشاد استاذ). Namun, pada zaman sekarang ini, banyak murid/mahasiswa yang cenderung mengandalkan rasionalitas. Menganggap bahwa tidak ada hubungan antara memulyakan guru dengan mendapat ilmu. Hal ini pernah disampaikan oleh beberapa mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Islam Negeri di Surabaya.
Penngarang kitab Ta’limul Muta’alim berusaha menyajikan tatacara menuntut ilmu dengan tata krama yang luhur. Tidak sebatas mendapat ilmu secara kognisi saja, namun juga secara batiniyah dan ruhaniah. Beliau menjjelaskan bagaimana cara memilih ilmu, memilih guru, memilih teman dalam menuntut ilmu, memilih waktu belajar yang efektif, menjaga diri dari hal-hal yang dapat menghambat dalam mencari ilmu dan lain sebagainya.
Kyai Abdullah Faqih Langitan (الله يرحمه) menjelaskan bahwa fungsi seorang guru meliputi tiga hal, yaitu menjadi Syaikhut Trabiyah (Pendidik), Syaikhut Tartiyah (Pembimbing), dan Syaikhut Ta’lim (Pengajar). Beliau menekankan bahwa guru tidak sebatas menjadi pengajar di kelas, namun juga harus menjadi pembimbing secara ruhani, minimal dengan mendoakan kemudahan murid dalam mencari ilmu ketika bersimpuh di hadapan Allah usai Tahajud.
Begitu besar tanggung jawab yang dibebankan kepada guru, begitu besar pula pengorbanan seorang guru, alangkah nistanya kita kalau tidak mau mengormati guru yang telah memberikan ilmunya kepada kita semua.
Semoga Allah memudahkan kita dalam menuntut ilmu. الي حضراة مشايخنا و مشايخ مشايخنا لهم الفاتحه
Seorang santri (murid) pondok Langitan sedang membantu guru untuk menyebrangi luapan air banjir yang menggenangi pondok |