Aku dari dulu memang suka menanam. Waktu aku masih suka mencari burung usai pulang sekolah, aku menanam jati di perengan (tanah miring pinggir sungai atau DAS yang dimanfaatkan untuk bercocok tanam). Tanaman jati itu baru dipanen setelah sekitar 10 tahun kemudian ketika aku sudah menikah. Digunakan untuk renovasi rumah orang tua di kampung sana.
Daftar Isi
Ketika aku sudah menikah, aktivitasku menanam terbatas di sekitar rumah saja menggunakan pot atau polybag. Aku pernah membuat rak-rak tanaman di samping rumah menggunakan bambu lalu kuletakkan polybag ukuran 1kg kurang lebih sampai 30-an kutanami sawi. Namun usaha ini gagal karena kurangnya penyiraman.
Selain itu, ada beberapa percobaan menanam lainnya yang hasilnya kurang sesuai harapan namun tak menyurutkan keinginan untuk terus mencoba lagi.
Menggunakan Ember Tumpuk
Aku mulai menggunakan ember tumpuk untuk membuat pupuk organik cair dari sampah setelah mengenal pak Nasih dsri Facebook. Aku membuat dua buah ember tumpuk untuk mengolah sampah dapur berupa sisa sayuran segar yang belum diolah dan kulit buah-buahan. Kedua jenis bahan ini lama kelamaan akan mengundang lalat BSF untuk datang dan bertelur di sana. Setelah beberapa saat, telur itu akan menetas menjadi maggot yang akan mengurasi sampah dapur tadi menjadi pupuk organik cair.
Sekitar 3 bulan kemudian, ketika kita konsisten menambah sampah organik secara rutin, biasanya pupuk cair sudah bisa dipanen. Lindi (cairan dari sampah) diambil melalui keran yang dipasang pada ember bagian bawah. Dimasukkan botol lalu dijemur selama satu sampai dua minggu. Setelah itu, lindi siap diaplikasikan untuk memupuk tanaman.
Membuat Kompos menggunakan Compost Bag
Di samping rumah kebetulan ada pohon sirsak yang lumayan subur. Rontokan daunnya cukup banyak. Sangat sayang kalau dibuang begitu saja apalagi kalau sampai dibakar.
Aku berinisiatif membeli compost bag untuk mengumpulkan daun-daun itu. Aku pikir, awalnya, satu compost bag saja sudah cukup. Ternyata kurang. Aku kemudian beli lagi dengan ukuran yang sama. Setelah kurang lebih satu tahun, sampah daun sirsak itu sebagian sudah menjadi kompos dan bisa digunakan untuk campuran media tanam.
Melihat keberhasilan Compost Bag itu, aku kemudian beli satu lagi untuk memperbanyak kapasitas pembuatan kompos. Dari tiga compost bag yang aku miliki ini, cukup digunakan untuk menanam cabai, selada, tanaman hias, dan lain-lain di sekitar rumah.