Suasan musim penghujan seperti ini membuatku malas keluar. Untuk memenuhi kebutuhan makan, biasanya kami menggunakan layanan delivery order yang disediakan oleh ojek online. Salah satunya adalah layanan GrabFood. Tentu saja ini dilakukan kalau kami sedang tidak memiliki stok sayuran yang memadai di rumah. Kalau stoknya masih banyak, masak sendiri menjadi pilihan utama.
Beberapa kali menggunakan layanan GrabFood ternyata memberikan pengelamanan yang tak menyenangkan seperti yang terjadi pada sore hari tadi.
Ceritanya, kami sore tadi memesan sekoteng dan wedang jahe untuk menemani kudapan sore hari. Setelah menunggu beberapa saat, ternyata drivernya bilang kalau warungnya tutup. Aku merasa tidak enak sama drivernya karena sudah jauh-jauh datang ke warung sambil hujan-hujan ternyata warungnya tutup. Aku gak bisa memberi tips sebagai permintaan maaf lagi.
Warung tutup dan driver sudah sampai di warung seperti ini bukanlah kali pertama terjadi padaku. Seingatku, aku telah mengalaminya 3 kali.
Aku tidaklah kecewa pada drivernya. Sebaliknya aku merasa kasihan pada mereka. Sistem Grab membuat mereka harus menempuh perjalanan yang ternyata berakhir dengan cancelan.
Aku berusaha membandingkan warung yang sama di Gojek dan ternyata di sana memang tertulis tutup pada saat yang bersamaan. Aku menduga warung tersebut tidaklah melakukan kerjasama secara resmi dengan Grab melainkan Grab mengambil data-data warung itu tanpa sepengetahuan pemilik warung. Walhasil pemilik warung tidak bisa mengontrol kapan warungnya buka ataupun tutup. Akibatnya driver lah yang menjadi korban.
Semoga hal ini segera diperbaiki oleh Grab.