Mulai besok, walikota Semarang, pak Hendi akan menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) dengan nama “Jogo Tonggo” untuk menggantikan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Kami sudah menyiapkan rencana jika sekenario PSBB diterapkan di Semarang.
Sebetulnya diterapkan PSBB atau tidak pengaruhnya tidak seberapa pada kami. Jauh hari ketika pemerintah menganjurkan social diatancing, kami sudah membatasi diri untuk melakukan kontak fisik ataupun berkumpul dengan warga. Terlebih lagi saat kantor memutuskan Work from Home (WFH). Kami keluar hanya untuk beli buah, sayur, atau bahan makanan lainnya. Itupun dilakukan 3 hari sekali. Kadang malah lebih dari itu.
Jika dihitung, kami sudah melakukan isolasi diri di rumah kurang lebih hampir dua bulan. Untuk itu, kami menemukan tips yang menurut kami asyik dilakukan jika sekenario PSBB dilakukan.
Pertama, cari langganan supplier sayur yang bisa ngirim sampai rumah. Kami berlangganan penjual sayur dari Bandungan dengan kualitas yang sangat bagus. Sayur itu biasanya diekspor keluar negeri namun karena ada wabah Covid-19 ini membuat hal itu tidak dapat dilakukan. Akhirnya sayur itu dijual ke Semarang. Minimal pesan senilai 50 ribu akan dikirim sampai rumah gratis.
Kedua, bagi tugas. Kami tidaklah memiliki asisten rumah tangga. Oleh sebab itu, pekerjaan rumah harus dibagi seadil-adilnya agar tidak timbul kecemburuan sosial. Tujuan lain pembagian tugas ini adalah untuk mengalihkan perhatian agar kami tidak jenuh melakukan aktivitas itu-itu saja di rumah.
Ketiga, kreasi makanan sehat. Kami tidak nyetok makanan pabrikan selama menjalani WFH. Termasuk mie instan, sarden, susu, dan roti tidak ada stok sama sekali. Stok kami di kulkas berupa buah dan sayur segar. Bahan makanan lain yang kami miliki berupa umbi-umbian dan beberapa protein nabati. Sedngkan bahan minuman yang kami miliki berupah rempah-rempah seperti biji pala, bunga lawang, kapulaga, jahe, kunyit, dan lain sebaginya.
Bahan makanan yang kami miliki itu ternyata bisa digunakan untuk mengusir jenuh dengan cara mengolahnya menjadi makanan yang sehat agar imunitas tetap terjaga.
Keempat, hadirkan hiburan. Aktivitas seharian di rumah saja memang menjenuhkan. Seringkali kita membutuhkan hiburan untuk membuat otak kembali rileks. Cara orang menghibur diri tentu berbeda-beda. Kami memilih menghibur diri salah satunya dengan menonton. Kami berlangganan Netflix untuk memenuhi kebutuhan nonton disamping melahap konten-konten asyik di Youtube.
Kelima, berjemur dan berolahraga. Kekurangan vitamin D bisa membuat kita merasakan sakit kepala yang hebat. Dengan berjemur, kebutuhan vitamin D dapat dipenuhi. Apalagi bagi orang yang asupan makanan sayur dan buahnya sangat kurang. Sedangkan olahraga ringan berfungsi untuk melancarkan peredaran darah agar tidak ternjadi penyumbatan akibat terlalu lama rebahan. Paling tidak melakukan peregangan sambil berjemur sudah bagus, kok. Olahraga yang ringan bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki di halaman rumah sambil berjemur. Gak perlu olahraga yang berat-berat.
Keenam, beribadah yang rajin. Kekuatan spiritual akan sangat efektif membantu kita untuk melewati masa-masa sulit seperti ini. Ketika kita sudah tidak lagi tahu kapan wabah ini akan berakhir, kita masih bisa menaruh harapan pada Allah melalui laku spiritual dengan penuh perasaan. Bukan sebatas ritual belaka.
Ketujuh, berukar kabar dengan sanak saudara dan kolega. Kita dapat memanfaatkan gawai untuk mengetahui dunia luar melalui sanak saudara dan kolega. Melalui panggilan video call dengan mereka, kita bisa mengintip dunia luar untuk sedikit mengobati kejenuhan kita.