Astronomi | Alat Bantu Hisab

Pengenalan Instrument

Hisab dan Rukyat

 

Disiapkan Oleh : Mutoha MMC

Anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Propinsi DIY

Koordinator Rukyat Hilal Indonesia (RHI)

Koordinator  Jogja Astro Club (JAC)

 

========================================================

 

 

PENGERTIAN HISAB

 

HISAB berasal dari bahasa Arab "hasaba" artinya menghitung, mengira dan membilang. Jadi hisab adalah kiraan, hitungan dan bilangan. Kata ini banyak disebut dalam al-Quran diantaranya mengandung makna perhitungan perbuatan manusia. Dalam disiplin ilmu falak (astronomi), kata hisab mengandung arti sebagai ilmu hitung posisi benda-benda langit. Posisi benda clip_image002[4]langit  yang dimaksud di sini adalah lebih khusus kepada posisi matahari dan bulan dilihat dari pengamat di bumi. Hitungan posisi ini penting dalam kaitannya dengan syariah khususnya masalah ibadah misalnya; shalat fardu menggunakan posisi matahari sebagai acuan waktunya, penentuan arah kiblat dengan menghitung posisi bayangan matahari, penentuan awal bulan hijriyah dengan melihat posisi bulan dan mengetahui kapan terjadi gerhana dengan menghitung posisi matahari dan bulan. Ilmu Falak yang mempelajari kaidah-kaidah Imu Syariah tersebut dinamakan Falak Syar’i  (Ilmu Falak + Ilmu Syariah = Falak Syar’i).  Di Indonesia nama yang populer adalah Falak saja.

MACAM-MACAM HISAB FALAK

Hisab Falak meliputi beberapa perhitungan astronomis khusus menyangkut posisi bulan dan matahari untuk mengetahui kapan dan di permukaan bumi mana peristiwa astronomis itu terjadi. Hisab  yang berkembang awalnya hanya hisab terhadap awal bulan komariyah atau hijriyah. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, hisab berkembang dan menghasilkan beberapa macam hisab yang tentunya masih juga berkaitan dengan ibadah yaitu:

·         Hisab Awal Bulan Komariyah / Hijriyah

·         Hisab Waktu Shalat dan Imsakiyah

·         Hisab Arah Kiblat

·         Hisab Gerhana Matahari dan Bulan

·         Hisab Konversi Penanggalan Hijriyah <-> Masehi

·         Hisab Posisi Harian (Ephemeris) Matahari dan Bulan

·         Hisab Visibilitas Hilal  dari sebuah tempat

·         Hisab Fase-fase Bulan

·         Hisab Arah Kiblat Menggunakan Bayangan Matahari   dsb.

 

 

 

== HISAB AWAL BULAN KOMARIYAH ==

(SUPLEMEN)

Terdapat banyak metode hisab (sistem hisab) untuk menentukan posisi bulan, matahari dan benda langit lain dalam ilmu Falak.  Sistem hisab ini dibedakan berdasarkan metode yang digunakan berkaitan dengan tingkat ketelitian atau hasil perhitungan yang dihasilkan.

Hisab Urfi (`urf = kebiasaan atau tradisi) adalah hisab yang melandasi perhitungannya dengan kaidah-kaidah sederhana. Termasuk di alam kategori hisab urfi  ialah metode perhitungan penanggalan Jawa-Islam yang disusun oleh Sultan Agung pada tahun 1633 M atau 1043 H. Dasarnya ialah periode rerata bulan mengelilingi bumi dalam daur 8 tahunan (windu). Dalam daur 8 tahun tersebut ditetapkan 3 tahun kabisat (355 hari, untuk tahun-tahun ke: 2, 4, dan 7) dan 5 tahun basithah (354 hari, untuk tahun-tahun ke: 1, 3, 5, 6, dan 8). Jumlah bulan dalam satu tahun ialah 12 bulan, dengan umur 30 hari untuk bulan-bulan ganjil dan 29 hari untuk bulan-bulan genap, kecuali dalam tahun kabisat umur bulan ke-12 ditetapkan 30 hari. Nama-nama ke 12 bulan tersebut berturut-turut ialah … Suro, Sapar, Mulud, Bakdomulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal, Dulkaidah, Besar…  Adapun dalam daur 8 tahunan tersebut tahun-tahun ditandai berturut-turut dengan nama Alip, Ehe, Jimawal, Ze, Dal, Be, Wawu, Jimakir.  Untuk tahun 1747-1867, tgl 1 Suro tahun Alip jatuh pada hari Rebo Wage (Aboge). Untuk tahun 1867-1987, tgl 1 Suro tahun Alip jatuh pada hari. Selasa Pon (Asopon).  Untuk tahun 1987-2107, tgl. 1 Suro tahun Alip jatuh pada hari Senin Pahing (Aninhing).

 

Hisab Istilahi

Pada sistem hisab ini perhitungan bulan komariyah ditentukan berdasarkan umur rata-rata bulan sehingga dalam setahun komariyah umur dibuat bervariasi 29 dan 30 hari. Bulan bernomor ganjil yaitu mulai Muharram berjumlah 30 hari dan bulan bernomor genap yaitu mulai Shafar berumur 29 hari. Tetapi khusus bulan Zulhijjah (bulan 12) pada tahun kabisat komariyah berumur 30 hari.  Tahun kabisat komariyah memiliki siklus 30 tahun dimana didalamnya terdapat 11 tahun yang disebut tahun kabisat (panjang) memiliki 355 hari, dan 19 tahun yang disebut basithah (pendek) memiliki 354 hari. Tahun kabisat ini terdapat pada tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26 dan ke 29 dari keseluruhan siklus kabisat selama 30 tahun. Dengan demikian kalau dirata-rata maka periode umur bulan (bulan sinodis / lunasi) menurut Hisab Urfi adalah (11 x 355 hari) + (19 x 354 hari) : (12 x 30 tahun) = 29 hari 12 jam 44 menit ( menurut hitungan astronomis: 29 hari 12 jam 44 menit 2,88 detik ). Walau terlihat sudah cukup teliti namun yang jadi masalah adalah aturan 29 dan 30 serta aturan kabisat tidak menujukkan posisi bulan yang sebenarnya dan hanya pendekatan. Oleh sebab itulah maka hisab ini tidak bisa dijadikan acuan untuk penentuan awal bulan yang berkaitan dengan ibadah misalnya Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah. Adapun nama-nama ke 12 bulan tersebut berturut-turut ialah Muharram, Shafar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Ula, Jumadis Tsaniyah, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzul Qa’idah dan Dzul Hijjah.

Hisab Taqribi ( taqrobu = pendekatan, aproksimasi ) adalah sistem hisab yang sudah menggunakan kaidah-kaidah astronomis dan matematik namun masih menggunakan rumus-rumus sederhana sehingga hasilnya kurang teliti. Sistem hisab ini merupakan warisan para ilmuwan falak Islam masa lalu dan hingga sekarang masih menjadi acuan hisab di banyak pesantren di Indonesia. Hasil hisab taqribi akan sangat mudah dikenali saat penentuan ijtimak dan tinggi hilal menjelang 1 Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah yaitu terlihatnya selisih yang cukup besar terhadap hitungan astronomis modern. Beberapa kitab falak yang berkembang di Indonesia yang masuk dalam kategori Hisab Taqribi misalnya; Sullam al Nayyirain, Ittifaq Dzatil Bainy, Fat al Rauf al Manan, Al Qawaid al Falakiyah dsb.

Hisab Haqiqi ( haqiqah = realitas atau yang sebenarnya )  menggunakan kaidah-kaidah astronomis dan matematik menggunakan rumus-rumus terbaru dilengkapi dengan data-data astronomis terbaru sehingga memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Sedikit kelemahan dari sistem hisab ini adalah penggunaan kalkulator yang mengakibatkan hasil hisab kurang sempurna atau teliti karena banyak bilangan yang terpotong akibat digit kalkulator yang terbatas. Beberapa sistem hisab haqiqi yang berkembang di Indonesia diantaranya: Hisab Hakiki, Tadzkirah al Ikhwan, Badi’ah al Mitsal dan  Menara Kudus, Al Manahij al Hamidiyah,  Al Khushah al Wafiyah,  dsb.

Hisab Haqiqi Tahqiqi ( tahqiq = pasti ) sebenarnya merupakan pengembangan dari sistem hisab haqiqi yang diklaim oleh penyusunnya memiliki tingkat akurasi yang sangat-sangat tinggi sehingga mencapai derajat “pasti”. Klaim seperti ini sebenarnya tidak berdasar karena tingkat “pasti” itu tentunya harus bisa dibuktikan secara ilmiah menggunakan kaidah-kaidah ilmiah juga. Namun sejauh mana hasil hisab tersebut telah dapat dibuktikan secara ilmiah sehingga mendapat julukan “pasti” ini yang menjadi pertanyaan. Sedangkan perhitungan astronomis modern saja hingga kini masih menggunakan angka ralat (delta T) dalam setiap rumusnya.  Namun demikian hal ini merupakan kemajuan bagi perkembangan sistem hisab di Indonesia. Sebab sistem hisab ini ternyata sudah melakukan perhitungan menggunakan komputer serta beberapa diantaranya sudah dibuat dalam bentuk software/program komputer yang siap pakai.  Beberapa diantara sistem hisab tersebut misalnya : Al Falakiyah, Nurul Anwar,

Hisab Kontemporer / Modern

Sistem hisab ini yang menggunakan alat bantu komputer yang canggih menggunakan rumus-rumus yang dikenal dengan istilah algoritma. Beberapa diantaranya terkenal terkenal karena memiliki tingkat keterlitian yang tinggi sehingga dikelompokkan dalam High Accuracy Algorithm diantara :  Jean Meeus, VSOP87, ELP2000 Chapront-Touse,  dsb.   Dengan tingkat ketelitian yang tinggi dan sangat akurat seperti Jean Meeus, New Comb, EW Brown, Almanac Nautica, Astronomical Almanac, Mawaqit, Ascript, Astro Info, Starrynight dan banyak software-software falak yang lain.

Para pakar falak dan astronomi  selalu berusaha menyempurnakan rumus-rumus untuk menghitung posisi benda-benda langit hingga pada tingkat ketelitian yang ‘pasti /qat’i ‘’. Hal ini tentunya hanya bisa dibuktikan dan diuji saat terjadinya peristiwa-peristiwa astronomis seperti terbit matahari, terbenam matahari, terbit bulan, terbenam bulan, gerhana matahari, gerhana bulan, kenampakan planet dan komet, posisi bintang dan peristiwa astronomis yang lain.

Menanggapi pluralitas metode hisab yang berkembang di Indonesia, pemerintah melalui Badan Hisab Rukyat (BHR) menampung semua hasil sistem hisab, dikumpulkan dan dilakukan perbandingan antara masing-masing sistem hisab tersebut. Sebagai contoh hisab awal bulan seperti tersebut di bawah ini.

clip_image004[3]

 

==================  END SUPLEMEN  ===================

 

 

 


PERALATAN HISAB DAN RUKYAT

 

Hisab dan Rukyatul hilal tidak bisa dipisahkan dari Ilmu Falak/Astronomi oleh sebab itu kebanyakan peralatan hisab dan rukyat juga merupakan peralatan Ilmu falak/Astronomi. Idealnya rukyatul hilal atau melihat hilal dilakukan dengan mata telanjang (naked eye) sesuai dengan pernah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya. Asal kita tahu teknik dan ilmunya maka rukyat dengan mata telanjang menjadi jauh lebih efektif dibandingkan menggunakan peralatan bantu optik.  Sebab yang paling penting adalah kualitas sumber daya manusianya bukan pada alatnya ‘THE MAN BEHIND THE GUN”.

 

clip_image006[3]

Peralatan rukyat disiapkan sebelum pelaksanaan kegiatan rukyat saat matahari terbenam

 

Kontroversi boleh tidaknya menggunakan alat bantu dalam melakukan rukyatul hilal memang masih terdengar, namun menurut beberapa ulama hal itu sah-sah saja menggunakan alat bantu selama tidak menyimpang dari hakikat rukyatul hilal itu sendiri yaitu menyaksikan langsung lahirnya hilal (bulan sabit muda). Penggunaan peralatan optik maupun peralatan pencari lokasi sebatas digunakan untuk membantu mempermudah pelaksanaan rukyatul hilal tidak menyalahi ketentuan yang ada termasuk barangkali penggunaan teknologi penginderaan jarah jauh menggunakan infra merah, radar maupun satelit palacak. Beberapa peralatan/instrument yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk membantu pelaksanaan rukyat yang nantinya juga termasuk item yang akan dilaporkan dalam lembar laporan pelaksanaan rukyat.

 

PERALATAN HISAB

Alat hitung atau merupakan alat bantu hisab yang paling dan mutlak diperlukan membantu melakukan hisab falak seperti hisab awal bulan sebagai bahan persiapan rukyatul hilal, menyusun jadwal shalat, menghitung arah kiblat, menghitung saat terjadinya gerhana  dsb. Beberapa data yang harus dipersiapkan sebelum melakukan rukyat misalnya : waktu ijtimak, saat matahari terbenam, ketinggian  dan posisi hilal, saat terbenamnya hilal dsb. Data tersebut nantinya akan digunakan untuk orientasi letak /posisi hilal di tempat rukyat. Ketelitian terhadap hasil perhitungan sangat dipengaruhi juga oleh alat hitung yang digunakan.  Alat ini berkembang terus seiring dengan berkembangnya teknologi.  Beberapa jenis alat hitung itu misalnya:

·         Rubuk Mujayyab

 

Rubuk mujayyab atau dalam istilah lain adalah “kuadrant” adalah benda berbentuk seperempat lingkaran yang memiliki garis-garis dan terdapat benang serta bandul. Alat ini merupakan alat bantu hitung falak dan pengukuran-pengukuran benda langit. Menurut sejarah, pencipta alat yang termasuk “serba guna” ini adalah seorang ahli falak dari Syiria pada abah ke-14 yaitu Ibnu Syatir.  Dengan rubuk perhitungan rumus-rumus trigonometri menjadi mudah. Sinus, cosinus, tangen dan cotangen dapat dilesesaikan secara cepat menggunakan rubuk ini.  Sebagai alat peninggalan peradaban falak Islam masa lalu, rubuk ternyata mampu menyelesaikan hitungan-hitungan trigonometri yang cukup teliti untuk masa itu. Rubuk juga dapat digunakan untuk  menentukan irtifa / ketinggian benda langit, tinggi gedung/menara, kedalaman jurang, lebar sungai dll.

clip_image008[3]
Walaupun sekarang telah alat ini telah digantikan oleh daftar logaritma, kalkulator atau bahkan oleh komputer namun beberapa pesantren di Indonesia masih banyak yang menggunakan peralatan rubuk sebagai alat bantu hisab.

 

 

 

·         Daftar Logaritma

 

Daftar logaritma adalah sebuah buku kecil yang di dalamya berisi tabel angka-angka yang merupakan hasil operasi fungsi trigonometri meliputi; log, ln, sinus, cosinus, tangen dan cotangen serta beberapa fungsi matematis lain. Menggunakan daftar logaritma perhitungan trigonometri yang banyak terdapat dalam buku-buku falak akan menjadi lebih teliti dibandingkan menggunakan rubuk.

clip_image010[3]

 

·         Kalkulator

 

Kalkulator merupakan alat bantu hitung yang paling praktis untuk menyelesaikan rumus-rumus hisab. Kalkulator yang memiliki fasilitas penyimpanan memori banyak untuk menyimpan hasil perhitungan sangat diutamakan. Akan lebih praktis lagi seandainya kalkulator juga dilengkapi dengan fasilitas pembuatan program untuk rumus-rumus yang ada. Beberapa kalkulator yang standard untuk melakukan hisab antara lain; KARCHE 4600SX, CASIO FX3600SP, CASIO fx4500P dsb.

clip_image012[3]

 

 

·         Komputer

 

Komputer adalah seperangkan alat elektronik yang berfungsi mengolah data elektronik. Komputer paling sederhana terdiri atas komponen pemoroses (CPU), keyboard dan mouse serta layar monitor. Komputer merupakan alat bantu hisab yang canggih karena dapat mengeleminir tingkat kesalahan hingga mendekati nol. Menggunakan program bahasa komputer seperti BASIC, PASCAL, Delphi dsb memungkinkan kita menyusun program/software terhadap aplikasi falak bahkan kecuali dapat menghitung secara akurat, komputer dapat menampilkannya dalam bentuk gambar simulasi serta dapat dicetak dalam bentuk daftar melalui printer. Perkembangan teknologi membuat perhitungan falak yang semula sulit menjadi mudah. Maka berkembangkan program atau software-software khusus untuk keperluan falak.  Termasuk dalam jenis komputer adalah Personal Computer (PC), Laptop/Notebook,  Tablet PC, PDA maupun Palm OS dsb bahkan kini telpon genggam/seluler sudah dapat berfungsi seperti halnya sebuah komputer.

clip_image014[3]clip_image016[3]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

clip_image018[3] 

clip_image020[3]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SOFTWARE APLIKASI FALAK (SAF)

 

Software Aplikasi Falak (SAF) adalah program komputer (software) yang didisain khusus oleh programernya untuk perhitungan (hisab) terhadap rumus-rumus/algoritma yang terdapat dalam  ilmu falak-syar’i. Perhitungan tersebut meliputi: 

·        Hisab Awal Bulan Komariyah / Hijriyah.

·        Hisab Waktu Shalat dan Imsakiyah

·        Hisab Arah Kiblat

·        Hisab Gerhana Matahari dan Bulan

·        Hisab Konversi Penanggalan Hijriyah – Masehi

·        Hisab Posisi Harian Matahari dan Bulan

·        Hisab Visibilitas Hilal dari sebuah tempat

·        Hisab Fase-fase Bulan

·        Hisab Saat Peneraan Arah Kiblat berdasarkan bayangan dan posisi matahari dsb.

Munculnya era komputerisasi membuat para perukyat tidak lagi kesulitan menghitung rumus-rumus falak. Dengan menggunakan komputer PC atau laptop yang sudah diinstalasi software ini kita dapat mengetahui posisi hilal dengan cepat. Sebelumnya, mengetahui posisi hilal merupakan masalah falak yang sangat rumit saat perhitungan hanya menggunakan kalkulator dari rumus-rumus yang ada dalam Kitab-kitab Falak. clip_image021[3]Sekarang, cukup dengan menginstalasi (install) Software  Aplikasi Falak (SAF) ke dalam komputer maka data-data hasil hisab dapat segera diketahui secara lengkap dengan tingkat ketelitian yang tinggi bahkan boleh dikatakan mendekati pasti (qat’i). Tidak hanya itu, Software Aplikasi Falak (SAF) juga dapat digunakan untuk menyusun Jadwal Shalat dan Penentuan Arah Kiblat untuk seluruh lokasi di permukaan bumi. Kini dengan cukup memasukkan data input berupa lokasi geografis maka komputer akan memberikan informasi lengkap mengenai visibilitas hilal, waktu shalat dan arah kiblat lokasi setempat. Program ini juga dilengkapi dengan Sistem Konversi Kalender dari kalender Gregorian/Masehi ke kalender Hijriyah dan sebaliknya.

Dengan demikian, modernisasi sangat membantu dalam permasalahan hisab falak. Hisab falak yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh "ahli falak" yaitu orang-orang yang betul-betul mendalami secara khusus ilmu falak berupa pengetahuan gerak benda-benda langit serta hitungan matematis, maka kini siapapun dapat belajar falak secara  mudah dan cepat menggunakan Software Aplikasi Falak yang banyak beredar di internet, kedai software maupun rental-rental software.

clip_image023[3]Tidak hanya komputer PC atau laptop saja yang dapat digunakan untuk menjalankan software aplikasi falak tersebut. Kini Software Aplikasi Falak juga dapat diinstalasi ke dalam telpon genggam atau ponsel yang dilengkapi fasilitas  "java" juga komputer genggam yang sering disebut PDA (Personal Digital Assistance). Beberapa diantaranya bahkan sudah dilengkapi dengan fitur GPS (Global Positioning System) yang dapat mengetahui posisi geografis via satelit serta dapat menunjukkan arah kiblat secara presisi.

 

 

 

SOFTWARE HISAB AWAL BULAN

 

(Dalam tulisan ini hanya akan dibahas software/program yang berkaitan dengan awal bulan)

 

Untuk melakukan hisab awal bulan maka yang menjadi acuan adalah hisab posisi hilal pada setiap menjelang pelaksaan Rukyatul Hilal. Beberapa Software Aplikasi Falak (SAF) yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan tersebut misalnya:

 

 

 

1. Starrynight Pro Plus Versi 6

 

clip_image024[3]Software ini memiliki  keunggulan diantaranya :  (1) memiliki tingkat ketelitian yang tinggi hingga ribuan tahun yang lalu sampai ribuan tahun yang akan datang sesuai karena menggunakan Teori Formulasi Chapront ELP-2000/82 yang hanya menghasilkan kesalahan 10 arcsecon untuk logitude dan 4 arcsecond untuk latitude ( 1 arssecon = 1/3600 °), (2) dapat menampilkan posisi bulan/hilal secara realistik dari semua lokasi dan ketinggian di permukaan bumi (3) menampilkan data efemeris bulan/hilal secara sangat lengkap (4) mudah dioperasikan.

Program ini mampu menghitung mundur secara presisi posisi benda langit 100.000 tahun SM sampai masa yang akan datang tahun 100.000 Masehi. Keunggulan lain program ini adalah pada visualisasi tampilannya yang sangat realistis hampir-hampir mendekati kondisi sesungguhnya. Data posisi hanya tinggal klik menggunakan mouse tanpa perlu banyak berpikir.

 

Screenshot tampilan Software Starrynight Pro Plus 6 untuk melihat posisi hilal.

clip_image026[3]

 

 

 

2. Accurate Times Versi 5 © Mohammad Odeh

 

Merupakan program terintegrasi untuk menghitung dan menentukan waktu pada aplikasi ibadah sehari-hari. Program yang disusun oleh Mohammad Ode dari Jordanian Astronomical Society (JAS) memiliki kemampuan menghitung :

 

1.   Waktu Shalat ( Fajar, Suruq, Zuhur, Ashar, Magrib dan Isya)

2.   Fase Bulan (Geosectri dan Toposentrik)

3.   Waktu Matahari (Terbit, Transit, Tenggelam, Twilight)

4.   Waktu bulan (Terbit, Transit, Tenggelam)

5.   Data Visibilitas Hilal "old & new moon"

6.   Peta Visibilitas Hilal Dunia "old & new moon"

7.   Ephemeris bulan dan matahari

8.   Arah kiblat dari suatu lokasi  

9.   Waktu menentukan arah kiblat dengan bayangan mahari

10.  Konversi Kalender Masehi – Hijriyah dan sebaliknya

11.  Menyuarakan adzan saat waktu shalat tiba

12.  Alarm menjelang waktu shalat

 

Menurut pembuatnya program ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan hanya berselisih beberapa detik dari data almanak astronomi.

 

 

 

clip_image027[3]

 

3. Mooncalc Versi 6.0 © Monzur Ahmed  

Hampir mirip dengan Accurate Times namun program ini dirancang menggunakan under DOS sehingga memungkinkan dijalankan dari komputer berbasis prosesor sekelas DX, namun dapat juga dijalankan dari Windows. Menu program ini menampilkan opsi diantaranya ;

1.  Tabel data ephemeris bulan

2.  Posisi bulan pada peta langit

3.  Simulasi Langit (Planetarium)

4.  Close up wajah bulan lengkap dengan nama tempat/lokasi

5.  Peta visibilitas hilal secara global

6.  Grafik liberasi bulan

7.  Penjejak peristiwa gerhana matahari dan bulan

8.  Penambahan dan edit lokasi pengamat

9.  Pengubahan seting program, lokasi, kriteria rukyat dsb

 

clip_image028[3]

 

4. Win Hisab Versi 2.0 © BHR Depag RI  

Program hasil kreasi Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Departemen Agama RI ini direlease mulai tahun 1996 bersama dengan jasa pembuat software IQsoft. Walaupun sangat sederhana program ini cukup untuk mengetahui posisi hilal dan waktu shalat. Kini sedang dipersiapkan juga Win Hisab versi 2007 yang lebih akurat, lengkap dan dapat menampilkan visibilitas hilal di wilayah Indonesia.

clip_image030[3]

 

 


5. Hisab Falak Versi 1.1. ©  Ir. Aminuddin E.K.S

clip_image032[3]Hisab Falak dirancang dan dibangun oleh Ir. Aminuddin E.Ka.S dari Gresik seorang pemerhati masalah hisab falak di Indonesia. Di bawah bendera Amana Co. beliau sengaja merancang software yang tidak hanya dapat menghitung jadwal shalat namun juga penentuan arah kiblat, konversi kalender hijriyah, hisab awal bulan dan unit input untuk mengganti lokasi. Program ini cukup bagus untuk dimiliki.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5. Mawaaqit Versi 2001 ©  DR Ing Khafid

clip_image034[3]Pada awalnya program ini dibuat pertama kali dengan bahasa Borland (Turbo) Pascal Versi 7.0 oleh Kelompok Studi al-Farghani orsat ICMI Belanda yang dikoordinir Dr. Ing. Fahmi Amhar dan Dr. Ing. Khafid, kini telah direvisi beberapa kali. Program ini berisi menu-menu perintah untuk menghitung: waktu salat, arah kiblat, awal bulan kamariah, dan peta garis batas tanggal secara komprehensif bahkan dilengkapi dengan bacaan Al Qur’an Murottal 30 juz.

 


Koleksi Aneka Software Aplikasi Falak (SAF)

Berikut beberapa koleksi software astronomi yang dapat juga digunakan untuk menjejak posisi hilal setiap bulan setelah terjadinya konjungi / ijtimak untuk menentukan awal bulan Hijriyah.

1. Adastra Freestar © Coeli Software
2. Astronomy Lab 2 Version 2.0.2 © Eric Bergman-Terrel
3. Distance Sun Version 4.0 © Mike Smithwick
4. Hallo Northern Sky V 2.2. © Han Kleijen
5. Home Planet for Windows © John Walker
6. Lunar Calendar & Eclipse Finder 5.67 © Hermetic System
8. Lunar & SolarEclipse 2.0E (DOS) © Christian Nuesch
9. LunarPhase 2.61© Gary Nugent
10. MyStars! Version 2.7 ©
http://relativedata.com
11. NUIT © Rene Maider Geneve
12. Planetarium Gold 2.1 © JC Research
13. StarCalc 5.7.1 © Alexander E Zavalishin
14. Prayer Times 4.0 Al-Athan © Adel A. Al-Rumain Saudi
15. Sky View Cave 3.0.4 © Kerry Shetline
16. StarCat Ver 0.96 © Jim Campbell
17. StarFinder Version 0.2 ©
www.geocities.com/FreeStarFinder
18. Stellarium Version 0.8.4 © Coeli Software  http://stellarium.org
19. Virtual Moon Atlas Version 1.5 © Christian Legrand & Patrick Chevalley
20. WinStars Version 1.0.3 © Frank Richard
http://winstars.free.nr
21. SkyMap Pro Version 9 © C Marriott
http://skymap.com
22. Astronomica 1.5 © Piotr Czerski   dsb.

Semua software tersebut dapat dengan mudah kita dapatkan baik melalui internet maupun pusat-pusat penjualan dan persewaan CD software.

Selain software-software yang telah disebutkan di atas, kini cukup banyak tokoh-tokoh falak di Indonesia yang terus melakukan pengembangan terhadap software aplikasi falak agar mudah digunakan oleh para pemula sekalipun.  Akhirnya sebagus apapun software-software yang telah dibuat oleh manusia tanpa dukungan dan kemampuan operator yang menjalankan program tersebut hanya akan sia-sia.  Maka sebaiknya memang perlu juga diadakan pelatihan-pelatihan tentang penggunaan komputer sebagai alat bantu hisab dan rukyat. Terimakasih.

 

 


DATA HISAB AWAL BULAN SYAWWAL 1428 H (EFEMERIS HISAB-RUKYAT DEPAG)

1.

Matahari terbenam jam = 17:33:06,21 WIB ( 17:33:06 WIB ).

 

 

 

 

 

 

 

 

2.

Tinggi Hilal saat Matahari terbenam : + 00° 32′ 39”.  

 

 

 

 

3.

Umur Hilal (sejak Ijtimak)

=

17j 33m 06,21d    12j 01m 23,41d

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

+ 5j 31m 42,80d.

 

 

 

 

 

 

4.

Azimuth Matahari saat terbenamnya ( Az ) :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

tg Az =

– sin f  :  tg t  +  cos f  x  tg d  :  sin t

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

– sin -8° 01′ 23,70”  :  tg 91° 53′ 23,55”  +

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

cos -8° 01′ 23,70”  x  tg -6° 57′ 32,49”  :  sin 91° 53′ 23,55”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

-0,125535191

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Az =

– 7° 09′ 18,74”.

 

 

 



 (di selatan titik Barat).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

262° 50′ 41,26”  ( 262° 50′ 41” ).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5.

Azimuth Bulan saat terbenam Matahari ( Az ) :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

tg Az =

– sin f  :  tg t  +  cos f  x  tg d  :  sin t

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

– sin -8° 01′ 23,70”  :  tg 90° 54′ 17,70”  +

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

cos -8° 01′ 23,70”  x  tg -11° 12′ 50,44”  :  sin 90° 54′ 17,70”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

-0,198547925

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Az =

– 11° 13′ 47,68”.

 

 

 



 (di selatan titik Barat).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

258° 46′ 12,32”  ( 258° 46′ 12” ).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6.

Beda Azimuth Matahari – Bulan ( DAZ / DAz ) :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAz =

262° 50′ 41,26”    258° 46′ 12,32”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

+ 4° 04′ 28,94”.

 

 

 



 Hilal di Sebelah Selatan Matahari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7.

Jarak Sudut Matahari – Bulan / Elongasi Mar’i ( ARCL / aL ) :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

cos aL =

sin h   x  sin h’   +   cos h   x  cos h’  x  cos ? DAz ?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

sin -0° 53′ 18,13”  x  sin 0° 32′ 39,45”  +

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

cos -0° 53′ 18,13”  x  cos 0° 32′ 39,45”  x  cos 4° 04′ 28,94”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

0,997160067

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 aL =

04° 19′ 08,80”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menurut kriteria ‘limit Danjon’ ( elongasi 7° ), maka Hilal tidak visibel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8.

Luas Cahaya Hilal ( Iluminasi ) :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

– FI

jam 10:00:00 ET = 0,00135

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

– FI

jam 11:00:00 ET = 0,00154

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

clip_image035[3]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

FI

jam 10:34:12 ET = 0,001458299   ( 0,15% )

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menurut kriteria astronomis ( iluminasi 1% ), maka Hilal tidak visibel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9.

Kemiringan Hilal ( MR ) :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

tg MR =

? DAz : h’ ?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

4° 04′ 28,94”  :  0° 32′ 39,45”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

7,486235195

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MR =

82° 23′ 29,60”

 

 

 

 

 

  MR

: > 15°.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Karena ‘kemiringan’ > 15° dan ‘beda azimuth’ positif, maka : ‘Hilal miring ke utara’.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

10.

Lebar Nurul Hilal ( dalam satuan ushbu’ / jari ) :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NR =

( ? DAz2 + h’2 ? ) : 15°

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

[ ( 4° 04′ 28,94” ) ²   +   ( 0° 32′ 39,45” ) ² ] ^ ½   :   15°

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=

0,2741  ushbu’.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                            

 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution By license. Ahmad Budairi

Leave a Reply