Ekologi berasal dari kata oikos (Yunani) yang berarti rumah atau tempat tinggal, dan logos yang berati ilmu; untuk menunjukkan hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Istilah ekologi itu sendiri muncul pertama kali tahun 1868 oleh Reiter ahli biologi Jerman. Namun istilah ekologi yang diakui oleh para ahli sampai saat ini pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (Jerman, 1866) dan mulai dikenal luas sejak 1870. Pada awalnya pengertian ekologi adalah ilmu hayat (biologi) yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam perkembangannya, ekologi semakin mantab dalam pengertian maupun kajiannya.
Salah satu definisi ekologi yang sekarang semakin banyak penganutnya adalah studi ilmiah tentang interaksi (saling ketergantungan) yang menentukan agihan (distribusi) dan kepadatan (abundance) makhluk hidup.
Menurut kelompok makhluk hidup yang dijadikan titik berat dalam studinya, ekologi lazim dibedakan dalam tiga bagian, yaitu : ekologi tumbuhan, ekologi hewan, dan ekologi manusia.
Sedangkan berdasarkan bidang kajiannya, ekologi dapat pula dibedakan menjadi dua yaitu : Autekologi, yang menitik beratkan studi tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup sebagai jenis (species) dengan lingkungannya, dan Sinekologi yang menitik beratkan studi tentang hubungan timbal balik antara kelompok makhluk hidup (populasi atau komunitas) dengan lingkungannya.
Pendekatan yang diterapkan dalam studi ekologi mencakup pendekatan matematik, pendekatan laboratoris, dan pendekatan lapangan. Ketiga pendekatan ini tidak dapat diterapkan secara terpisah; dalam arti bahwa kita tidak boleh percaya hanya pada salah satu metode itu. Hasil penerapan salah satu metode itu perlu diuji, setidak-tidaknya dibandingkan dengan metode yang lain. Ramalan berdasar perhitungan matematik belum tentu cocok dengan kenyataan di lapangan. Mengingat bahwa studi ekologi terutama dititik beratkan untuk menjawab pertanyaan mengenai masalah interaksi-interaksi yang menentukan distribusi dan kepadatan makhluk hidup yang terdapat di alam; maka dapat dimengerti bahwa hasil penerapan metode lapanganlah yang menjadi dasar perbandingan atau standar.
Di manapun berada suatu organisme tidak dapat hidup mandiri; untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme bergantung pada kehadiran organisme lain dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya untuk keperluan pangan, lindungan, pertumbuhan perkembang-biakan, dan sebagainya. Hubungan antara suatu individu dengan lingkungannya sangat rumit dan timbal balik sifatnya.
Sumber: Handout Matakuliah Biogeografi oleh Kuspriyanto