Pola agihan geografi sebagian didasarkan atas reaksi fisiologi terhadap faktor-faktor ekologi, dan sebagai konsekuensinya sampai suatu taraf tertentu bergantung pada iklim. Dalam hal ini yang paling sederhana dapat diperkirakan, bahwa suatu jenis tumbuhan darat tertentu yang memerlukan lahan untuk hidupnya dapat menempati semua lahan bebas air dan es di seluruh dunia. Tetapi dalam kenyataan, banyak sekali faktor-faktor lingkungan dan lainnya, yang seringkali saling bergantung dan tumpang tindih. Pada sisi ekstrim lainnya terdapat banyak sekali tumbuhan yang hanya menghuni suatu bidang yang terbatas di bumi ini, bahkan hanya satu titik saja.
Masing-masing jenis mempunyai tempatnya sendiri, agihan geografinya, apakah luas atau sempit, bersinambungan ataukah terputus-putus. Pola itu akan terkait pada suatu faktor khusus atau sejumlah faktor lingkungan, terkait juga pada kemampuan yang dimiliki tumbuhan untuk berpindah, terkait pada sejarah evolusi dan geologi atau yang lebih belakangan. Sehingga berpengaruh besar terhadap daerah yang sekarang dihuni oleh tumbuhan tertentu. Tetapi faktor-faktor lingkungan mungkin segera membatasi dan melingkari daerah yang dapat ditempati suatu tumbuhan tersebut.
Kondisi habitat yang manapun, apakah klimatik, fisiografik, edafik ataupun biotik dapat membatasi luas daerah yang ditempati suatu tumbuhan. Suatu contoh sederhana; suatu tumbuhan tropika memerlukan keadaan yang panas atau setidak-tidaknya panas, tumbuhan itu tidak dapat hidup di daerah dingin. Namun masalahnya tidak sesederhana itu, artinya suatu tumbuhan memerlukan kondisi lingkungan dalam suatu kisaran kelembaban, cahaya matahari, jenis tanah dan lainnya, yang tertentu. Seperti yang diberikan oleh dunia, biasanya meliputi daerah yang sangat luas, praktis setiap kombinasi faktor habitat yang mungkin ditempati oleh suatu tumbuhan tertentu antara lain akan bergantung pada sifat fisiologis dan reaksi faktor-faktor komponennya. Di sinilah letak hubungan yang erat antara tumbuhan tertentu dengan habitat yang sesuai, sehingga tipe-tipe vegetasi yang banyak dan berbeda-beda itu membentuk pola geografinya masing-masing. Sesuai dengan itu, habitat-habitat yang serupa di dunia dapat digolongkan bersama untuk membentuk pola-pola yang ditempati oleh setiap tumbuhan. Walaupun dalam kenyataannya, tidak ada dua situasi atau bahkan dua daerah yang mempunyai habitat yang seragam, benar-benar identik satu sama lain. Kita menganggap sebagai dua daerah yang serupa situasi dan keadaanya apabila diterima oleh suatu jenis tumbuhan.
Hanya sekedar mengingatkan bahwa perhatian utama ahli geografi tumbuhan adalah bagaimana kenyataannya daerah yang ditempati oleh tumbuhan sehingga yang menjadi perhatian adalah pola geografinya yang sesungguhnya dari tumbuhan di permukaan bumi ini.
Sumber: Handout Matakuliah Biogeografi oleh Kuspriyanto