Budaya Pesta Kita

Bulan ini adalah bulan kelahiran si K dan ibunya. Masing-masing akan genap berusia 4 dan 28 tahun pada saatnya nanti. Selama bertahun-tahun hidup bersama, sepertinya aku belum pernah mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ayi maupun si K. Bukan karena aku anti dengan peringatan ulang tahun. bukan! Aku lebih suka peringatan weton dengan siklus 46 hari sekali dibanding dengan ulang tahun yang hanya setahun sekali.
Aku biasanya meminta tolong mbah dok (neneknya si K atau ibuku) membuatkan tumpeng atau jenang merah-putih untuk dibagikan ke tetangga atau dibawa ke musholla. Senyap memang. Tidak ada ucapan selamat hari weton dari teman-teman ataupun kerabat. Akan tetapi, aku berharap doa yang dipanjatkan tetangga atau jamaah musholla dapat menggema di penjuru langit. Pancaran kasih sayang-Nya meluber kepada kami. Pun orang-orang yang mendoakan kami. Begitulah cara kami berpesta merayakan kelahiran.

Budaya Pesta Kita
Aku mengajari si K dan ibunya untuk mengadakan walimah kecil-kecilan setiap kali salah satu diantara kami menghatamkan ngaji Al-Qur’an. Aku berharap pesta kecil itu bisa berkesan sebagai wujud syukur diberi kekuatan untuk menghatamkan Al-Qur’an di sela-sela kesibukan yang tiada pernah habis itu. Sekecil apapun nikmat perlu diayukuri, bukan? Apalagi nikmat bisa menghatamkan Al-Qur’an.
Hari ini adalah pesta khatamanku. Aku mengajak Ayi dan si K jalan-jalan ke goa Kreo kemudian berpesta di rumah makan Setya. “Hari ini bebas kamu mau pesan apa.” kataku pada Ayi. Aku sendiri memesan nasi tahu tempe telur, ca kangkung, dan dimsum. Setelah memesan, aku pergi ke ATM meninggalkan Ayi dan si K yang masih bingung memilih menu.
Aku ingin tertawa ngakak ketika kembali ke rumah makan ternyata Ayi hanya pesan capcay porsi jumbo. “Anak ini udah diberi kebebasan milih menu kok ya tetap saja milihnya yang dominan sayuran”. Batinku. Padahal! Aku kira dia mau pesan mie ayam, bakso atau sejenisnya. Itu merupakan menu favoritnya sebelum FC. Akhirnya aku berikan dimsum padanya setelah kuincip secuil untuk mengobati rasa penasaranku. Aku memilih memperbanyak karbo sedangkan doi kebagian protein hewani.
Sebentar lagi ganti Ayi yang pesta khotmil Qur’an. Kurang beberapa jus lagi. Semoga walimah kecil-kecilan itu bisa membudaya di keluarga kami, menambah rasa syukur kami atas nikmatnya iman dan islam serta menambah cinta dan rindu pada sang Maha Cinta. Allahumma Amin.

Leave a Reply