Rasanya sudah lama aku tidak menulis di sini sampai lupa bagaimana mengawali tulisanku kali ini. Satu-satunya orang yang mengaku kangen gombalanku melalui tulisan ya Ayi. Tapi kali ini bukan tentang gombalan yang akan kutulis. Ini tentang pengalaman menjadi panitia konfercab PCNU kota Salatiga. Pengalaman pertama yang sangat mengesankan bagiku.
Daftar Isi
Beberapa bulan yang lalu, aku ditunjuk menjadi bagian dari panitia Konfercab 8 PCNU Salatiga untuk membantu kebutuhan IT. Selama persiapan Konfercab, aku didhawuhi untuk menangani IT seperti misalnya menyiapkan Zoom Meet bersama PWNU atau lainnya.
Pikiran-Pikiran Nakal
Seiring berjalannya waktu, aku menjadi kepikiran “tugasnya sie IT di Konfercab itu apa, ya? Administrasi surat-menyurat, perijian, permohonan ,dan undangan sudah ditangani sekretaris panitia. Daftar hadir sudah diurusi sie kesekretariatan. Buku panduan Konfercab juga sudah ada yang menangani. Lalu tugasku apa?”. Hal itu terus berkecamuk selama masa persiapan Konfercab.
Beberapa kali rapat, aku tidak bisa hadir karena sedang ada tugas di Jakarta. Walhasil aku tidak bisa menanyakan secara langsung apa tugasku. Hanya saja melihat dari manual acara yang beredar, aku menerka kalau tugasku cukup sederhana yaitu menyiapkan dan menyetting laptop beserta proyektornya di ruang-ruang sidang. Akan tetapi aku membatin “kalau cuma sekedar itu, aku yakin sudah banyak yang bisa. Jadi, kemungkinan besar sudah ditangani orang lain sehingga saat Konfercab aku tinggal nonton saja”.
Tanggal 2 Mei 2024 sekitar pukul 16:30 surat persetujuan mengadakan Konfercab baru turun dari PBNU. Malamnya langsung diadakan rapat panitia karena pelaksanaannya tanggal 5 Mei.
Aku menjadi tambah santai ketika proyektor dan seperangkat kebutuhan IT lainnya disepakati akan disediakan oleh sie perlengkapan. “Wah murni pencitraan ini” batinku. Dijadikan panitia tapi tidak tahu mau ngapain 😂.
Membuat Ontran-Ontran
Esok harinya, aku menghubungi mbak Selly untuk memintanya mengosongkan jadwal selama 2 hari. “Mbak @Selly iso meliburkan semua aktivitas untuk persiapan konfer?” tulisku melalui pesan WA. Namun hari itu, kita gagal ketemu karena bahan mentah yang kubutuhkan baru dapat menjelang maghrib. Aku rasanya sudah cepek pengen segera istirahat setelah muter-muter Salatiga hampir seharian.
Kami melanjutkan misi mulai pukul 10:00 keesokan harinya. Janji temu di rumah makan bebek goreng Pak Eko Pulutan. Usai makan, aku langsung menyampaikan maksudku meminta mbak Selly mengosongkan jadwalnya selama 2 hari. Intinya aku ingin membuat semacam kaleidoskop PCNU Kota Salatiga untuk ditampilkan saat pembukaan Konfercab. Mbak Selly dan Ayi setuju. Kami langsung membuat konsepnya di situ juga.
Setelah konsep kasar selesai dibuat, kami kemudian berpindah ke gedung PCNU. Mencari tempat yang lebih nyaman dan privat untuk mengerjakan proyek “sulapan” ini. Kami bagi tugas. Mbak Selly dan Ayi bertugas mencari data-data yang diperlukan seperti jumlah satuan pendidikan di bawah naungan LP M’aarif beserta jumlah siswanya di masing-masing jenjang, jumlah pondok pesantren yang bernaung di bawah RMINU, data aset PCNU, dll. Aku sendiri bertugas menyiapkan wireframe videonya.
Sambil mengerjakan tugas masing-masing, aku menyampaikan pada mereka “yang penting kita buat. Masalah nanti mau ditampilkan atau tidak gak usah dipikir. Kalau tidak ditampilkan ya nanti kita upload di web saja” kataku untuk menyetting pra kondisi psikologis agar tidak menyesal sudah capek-capek buat tapi tidak ditampilkan.
Eureka!
Aku sempat mengalami kebuntuan ide saat mengerjakan wireframe. Aku lemah di desain. Di samping itu, urutan penyajian datanya mau bagaimana juga masih terjadi perdebatan alot antara kami. Apalagi data-data yang diperlukan belum lengkap.
Kembang senyuman merekah sambil menjura dalam hati ketika pertama kali mendengarkan rekaman suaranya mbak Selly cukup apik untuk menambal kekurangan dari sisi desain. Aku optimis bisa menyelesaikan proyek ini. Kami semakin bersemangat. Ketika data yang diperlukan sudah cukup, kami bagi tugas lagi. Ayi bertugas menulis naskah sedangkan mbak Selly bertugas untuk merekam suara menggunakan handphone dengan naskah yang telah disepakati bersama.
Waktu Ashar tiba, mbak Selly mendapat telpon dari pak Wahidin untuk segera merapat ke lokasi Konfercab di Ponpes Agro Nuur El-Falah. Kami pun segera berpindah lokasi ke sana.
Di sana, kami mendapat banyak masukan dan bantuan dari pak Wahidin dan pak Kenang. Ternyata proyek ini mendapat respon positif dari beliau berdua. Kami menyelesaikan proyek ini kurang lebih sampai pukul 2 dini hari.
Pelaksanaan Konfercab
Dengan mata masih terkantuk-kantuk usai begadang menyelesaikan pembuatan video, kami pergi ke lokasi Konfercab bareng-bareng. Sesampainya di sana, aku berdiskusi dengan pak Wahidin terkait kapan video ini akan diputar. Singkat cerita kami sepakat videonya akan diputar tepat sebelum mbah Zen selaku ketua PCNU memberikan sambutan pada pembukaan acara.
Sambil menunggu waktu pemutaran video, kami berbagi tugas. Mbak Selly bertugas bergerilya mendapatkan foto atau video dokumentasi serta mencatat dhawuh-dhawuh yang bisa dikutip sedangkan Ayi bertugas menyiapkan template ucapan selamat, membuat live report editorial untuk dipublikasikan di website. Aku sendiri tugasnya rebahan… hehe
Aku baru mendapat tugas saat persidangan dimulai yaitu menjadi operator komputer. Hal yang sebelumnya tak kubayangkan. Soalnya biasanya operator sidang kalau di Konfer GP Ansor adalah sekretaris sidang masing-masing 😉.
Gitu saja sih ceritanya. Eh mau lihat videonya yang pengerjaannya dikebut itu? Oke deh aku sematkan di sini.