Sebagian masyarakat Indonesia ada yang hobinya menyalahkan, mengritik, kecewa dan menentang. ketika pemerintah menerapkan kebijakan tentang BBM misalnya, banyak yang kontra tetapi tidak bisa memberikan solusi, hanya menuntut tidak mau ikut bekerja, mereka berharap kebijakan yang diterapkan pemerintah bisa membuatnya nyaman tanpa peduli kondisi orang lain.
Apakah Anda juga termasuk orang yang punya hobi mencari kesalahan orang lain? Renugkanlah! Kalau kita hanya ingin mencari kesalahan orang lain sesuai pendapat kita masing-masing tentu yang dilakukan orang lain hampir tidak ada yang benar, seperti yang akan saya uraikan dibawah ini.
Sebagian masyarakat Indonesia merasa kalau pendidikan di Indonesia masih tertinggal beberapa langkah dari beberapa Negara tetangga, namun ketidakpercayaan diri ini tidak diikuti dengan semangat dan kesungguhan hati untuk membangun dan mencerdaskan bangsanya sendiri, oleh sebab itu masyarakat yang telah asyik menambah ilmu di luar negeri tidak mau pulang untuk mengabdi kepada Negara, tinggal di luar negeri lebih menyenangkan disbanding hidup di Negara tertinggal. Apakah benar begitu? Hanya Anda sendiri yang tahu jawabanya.
Indonesia saat ini akan berjalan lambat untuk menuju Indonesia yang maju dalam dunia pendidikanya apabila masih ada pengarang buku yang menuliskan kata-kata “DILARANG MENGCOPY, MENYALIN, MENYEBARLUASKAN, DLL SEBAGIAN ATAU SELURUH BUKU INI TANPA IZIN TERTULIS DARI . .” karena transfer ilmu akan terhambat oleh keegoisan mereka. Kita tahu sebagian masyarakat Indonesia berada dibawah garis kemiskinan, tidak semuanya mampu membeli buku, kalau mengarang buku hanya untuk profit oriented sama saja dengan membatasi masyarakat untu membaca.
Ilmu yang kita peroleh ini adalah ibarat inventaris dari tuhan yang harus kita berikan ke generasi setelah kita tanpa imbalan apapun, jangan menjual hasil pemikiran kita hanya untuk imbalan uang yang tak seberapa, biarlah orang lain juga merasakan nikmatnya ilmu seperti yang kita rasakan. [bud]