Takut Mimpi

Terhitung sudah tiga kali kalau tidak salah si K mengeluh tidak bisa tidur setelah mimpi buruk.

Pertama kali adalah saat dia sariawan dan bermimpi suaranya hilang. Dia terbangun tiba-tiba dan menangis. Aku tanya “Kevin kenapa kok menangis? Ngimpi apa?”. Dia menjawab “aku mimpi terus. Gak bisa bobok”.

Takut Mimpi



“Mimpi apa?” tanyaku. “Aku gak punya suara lagi” jawabnya sambil menangis sesenggukan.

Tadi malam, dia juga mengeluhkn hal yang sama. Dia mimpi buruk. “Abah! Abah! Aku gak bisa bobok” katanya sambil membangunkanku. “Aku mimpi terus” lanjutnya

“Eh! Mimpi apa?” tanyaku sambil berusaha meraihnya memberi rasa aman. “Patrix nakal. Spongebob jadi besar dan makan aku. Aku jadi mati” keluhnya. Aku ingin tertawa tapi menahannya. “Gak apa-apa. Kevin mimpi buruk karena tadi lupa berdoa sebelum tidur. Berdoa dulu yuk, sekarang” Ajakku sambil membimbing dia berdoa.

Aku belajar dari pak

Soey

untuk menjadikan setiap momen yang ada dengan anak untuk menanamkan nilai. Termasuk saat dia berinteraksi dengan orang yang tidak bisa diajak berkompromi urusan parenting gaya kami. Semakin mereka menentang aku semakin merasa punya media belajar cuma-cuma untuk menanamkan nilai-nilai yang bagus untuk si K.


Kembali ke masalah mimpi. Ketika si K memahami konsep mimpi, aku berfikir bahwa satu fase dalam pertumbuhannya telah terjadi.
Ini sebagai catatan saja bahwa di usianya yang ke 5 tahun dia mengenal konsep mimpi.

Leave a Reply