“Makane, toh, aja stress-stress. Maag kuwi asale seka pikiran. Mbok ya aja sembarang-mbarang dipikir, ngomong bojomu, sing nyante urip ki.”
Ehm, entah berapa kali aku menjumpai kalimat semacam ini. Nyaris setiap kali ada yang mendengar abah K kambuh GERD-nya, setiap itu pula mantra ‘aja stres-stres’ berseliweran. Hm, andai menaruh pikiran semudah menaruh helm.
Diantara kami, yang paling baperan, paling dikit-dikit dipikir justru emak K, bukan abah K. Di mata emak K,abah K justru orang yang selow banget. Baperannya abah K dimulai setelah GERD menyerang. Jadi belum tentu orang dengan GERD merupakan orang yang stress-an,ya.
GERD pada abah K dipicu dari riwayat makan yang tidak teratur, serba mie instan, dan suka ngopi sambil ngemil sampai lupa makan padahal enggak kuat dengan kopi. Sejak dulu sebenarnya setiap habis ngopi, abah K selalu dehidrasi. Kami baru menyadari jika dehidrasi merupakan salah satu tanda enggak cocok kopi.
Bodohnya lagi, ketika dehidrasi setelah ngopi menyerang, kami mengobatinya dengan Sprite, minuman bersoda tinggi yang merusak vili-vili usus. Triple bodohnya, setiap kali abah K enggak nafsu makan, kubikinin mie goreng pedas lengkap dengan telur ceplok yang menggoda.
Gusti Allah, mungkin GERD yang menyerang abah K adalah cara Allah Mencubitku agar memperhatikan gizi keluarga dengan sepenuh jiwa.
Saiki wis ora nyetok mie instan babar blas, si K kalau sedang di kontrakan enggak weruh mie instan. Kopi dan teh juga enggak ada di rumah, jadi kalau dolan ke rumah dan ingin disuguhi kopi musti ngabari dulu biar emak K siap-siap. Heuheu.
Lingkaran Setan Pola Makan dan Stress pada Orang dengan GERD
“Stress bisa memicu asam lambung naik?”tanyaku pada abah K. Ia mengangguk.”Lalu,salah makan juga bisa?”
Ia kembali mengangguk. Aku garuk-garuk jilbab, “Manja ya ODG ki, enggak boleh salah makan,enggak boleh stress pulak.”
Kami tertawa bersama. Mendiskusikan hal seperti ini menjadi salah satu momen favoritku. Merenungi perjalanan kami, mengambil hikmah dari kesalahan-kesalahan yang telah lalu.
“Kayake ini lingkaran setan. Stress bisa memicu asam lambung, terus jadi males makan, ngrasakke awak ra karu-karuan tambah stress, tambah parah sensasinya. Makan salah pun memicu asam lambung, terus memicu stress, sensasi datang, tambah stress, aritmia,anxiety…”
Pe-ernya orang dengan GERD bejibun, ya memperbaiki pola makan, ya memperbaiki manajemen stress, ya memperbaiki olah tubuh. Pendamping ODG harus hafal dan menghayati ini. Ngingetin dan manajemennya harus dengan cara sehalus mungkin. ODG pan sensinya level langit pitu.
Cara Blogger Sejoli Mengatasi Lingkaran Setan pada GERD
Challenging banget mendampingi ODG, ya? Saking menantangnya menghadapi abah K saat kambuh refluk, aritmia dan anxiety-nya, aku galak kalo soal pola makan. Segala yang terpampang didepan kupastikan dulu tidak mengandung minyak berlebihan, tidak ada cabe, tidak ada terigu.
Kami memutuskan untuk mengikuti mahdzab Food Combining for GERD di Grup Facebook Sehat dengan Food Combining (SDFC). Kenapa harus mengikuti mahdzab tertentu? Saking banyaknya pilihan untuk pola makan GERD, kita harus mempunyai pegangan agar enggak linglung dan terbawa arus.
Biasanya jika kita update status atau cerita jika ada yang kena GERD, akan banyak saran-saran bahkan jalan instan dari air ajaib hingga berbagairamuan. Kalau enggak punya mahdzab, kita bakal bingung dan mencoba setiap saran. Bukannya sembuh, usus ODG yang dijejali berbagai saran malah bisa amburadul dedel doel. So, segera ambil sikap, pola makan mana yang akan diikuti untuk ikhtiar menyembuhkan GERD.
Mengikuti grup yang sesuai dengan pola makan juga tidak kalah penting. Kita membutuhkan pengalaman dan penguatan orang lain untuk mendampingi hari-hari yang penuh sensasi. SDFC sendiri merupakan grup Food Combining yang termanajemen dengan rapi, banyak anggota yang saling berbagi dan menyemangati. SDFC menjadi keluarga baru yang hangat. Jika kamu ingin bergabung dengan SDFC, bisa menghubungi emak K atau abah K karena untuk masuk ke grup ini harus dengan rekomendasi teman.
|
Menu Makan ODG, FC khusus GERD dengan sambal tomat tanpa cabe |
Bagaimana manajemen stressnya? Apakah harus melepas semua pekerjaan? No. Melepas semua pekerjaan dan membiarkan ODG menganggur justru malah membuatnya merasa semakin tidak berdaya dan stress.Yang paling tepat adalah mengurangi. Jika biasanya menghandel 4 pekerjaan, sisakan saja 1 yang paling ringan dan memungkinkan ia istirahat setiap sensasi datang.
Pendamping ODG juga harus menyediakan waktu untuk menemani ODG. ODG membutuhkan teman mengobrol, menguraikan pikirannya agar tidak terlalu fokus dengan sensasi yang datang. Kebetulan emak K enggak kerja, jadi bisa full menemani abah K mengobrol, memeluknya ketika sensasi datang, menguatkannya kala putus asa.
Bagaimana dengan olahraga? Penting banget membuat ODG berkeringat. Sejauh ini kami mengamati jika waktu terbaik untuk olahraga adalah jam 10 pagi sampai maksimal jam 11 siangdi bawah terik matahari. Panas matahari membuat pori-pori kulit terbuka, keringat bercucuran dan tubuh terasa lebih segar karena kulit ‘bernafas dengan lega’.
Bulan ke tujuh menjalani pola makan Food Combining dengan rutin olahrga, travelling dan mengobrol, perkembangan abah K jauh lebih baik. Sensasi yang ada hanya tersisa refluk setiap asar-maghrib. Alhamdulillah, doakan segera pulih 100% ya. Peluk untuk ODG dan pendamping ODG dimanapun berada, yuk, semangat sembuh dan kembali produktif.
Keren deh tulisannya.