Banyak aliran pendidikan yang dikemukakan oleh tokoh terkenal termasuk tokoh-tokoh filsafat yang terkenal seperti Plato atau Aristoteles. Pada kesempatan kali ini, topik yang dibahas tidaklah semua aliran yang dikemukakan oleh para tokoh melainkan hanya dua aliran pendidikan saja yang di Indonesia sering menjadi perdebatan yaitu aliran pendidikan naturalisme dan idealisme.
Daftar Isi
Mengenal Aliran Pendidikan Naturalisme
Aliran naturalisme menekankan bahwa pendidikan harus selaras dengan hukum alam dan perkembangan alami manusia. Sehingga cara mendidik anak menggunakan aliran ini adalah dengan cara memberikan pancingan ,stimulasi serta menyiapkan suasana sedemikian rupa yang sesuai dengan karakter masing-masing anak.
Anak dipandang sebagai manusia yang memiliki beragam potensi sehingga mereka diberikan kebebasan untuk belajar sesuai bakat, minat, dan kesenangannya masing-masing. Guru, orang tua, atau masyarakat di lingkungan tempat tinggal anak bertugas sebagai fasilitator atau penyedia fasilitas belajar yang dibutuhkan anak saja.
Aliran pendidikan Naturalisme kemudian akan berkembang menjadi autonomous development atau anak berkembang secara otomatis mengikuti minat, bakat, dan potensi masing-masing. Dengan berbekal internal motivation yang tinggi dan dengan bekal kebebasan yang diberikan padanya, anak-anak akan belajar mandiri untuk belajar. Mereka tidak sekedar belajar untuk menyenangkan orang tua atau guru melainkan keinginannya sendiri.
Tokoh yang mengkampanyekan aliran pendidikan naturalisme antara lain: Maria Montessori, Ki Hajar Dewantara, Rabindranath Tagore, dan Jean-Jacques Rousseau.
Mengenal Aliran Pendidikan Idealisme
Ciri pendidikan dengan aliran Idealisme adalah anak akan banyak diajari, dituntun, atau diarahkan. Guru sebagi pusat pendidikan sehingga perkembangan anak yang terjadi tidaklah alami melainkan hasil dari pembentukan atau arahan orang lain (guided development). Guru lebih banyak memberikan ceramah atau menyampaikan gagasan ide untuk dilaksanakan murid sehingga mereka tidak banyak memiliki ruang kebebasan untuk menentukan dengan cara apa meraka belajar.
Contoh pendidikan model ini antara lain: guru yang menerangkan isi buku, seminar, ngaji kitab kuning, ceramah agama, dan lain sebagainya.
Beberapa tokoh yang menerapkan aliran ini antara lain: Plato, Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari
Perbedaan Aliran Naturalisme dengan Idealisme
Secara ringkas, perbedaan antara aliran pendidikan naturalisme dengan idealisme adalah sebagai berikut:
Basis/Aspek | Naturalisme | Idealisme |
Ciri Pokok | Alam sebagai pusat pendidikan | Gagasan atau ide sebagai pusat pendidikan |
Pusat | Terpusat pada anak | Terpusat pada guru |
Peran Guru | Fasilitator untuk perkembangan anak | Mentor atau instruktur utama |
Kurikulum | Menekankan pada karakter anak | Menekankan pada ilmu pengetahuan |
Metode Pembelajaran | Belajar sambil melakukan sesuatu | Ceramah, Tutorial, atau refleksi abstrak |
Tujuan | Mengenal, menyadari, mengembangkan potensi diri (self -realization) | Pembentukan diri (self-formation) |
Perkembangan | autonomous development atau perkembangan alami anak | Guided development atau anak berkembang karena diarahkan oleh orang lain |
Perdebatan Antara Pengagum Naturalisme dengan Idealisme
Di Indonesia, perdebatan mengenai aliran pendidikan mana yang paling efektif diterapkan selalu ramai. Penganut aliran naturalisme menganggap bahwa aliran tersebut paling cocok diterapkan untuk mendidik anak-anak dan sebaiknya diterapkan menjadi kurikulum nasional hingga muncullah kurikulum merdeka. Di sisi lain, orang-orang yang memiliki idealisme tinggi terhadap pendidikan dan menganut aliran naturalisme membuat sekolah alam atau komunitas belajar yang dianggap sangat ideal sehingga muncullah beberapa institusi pendidikan seperi Kelompok Belajar Qoryah Thoyyibah (KBQT) yang berlokasi di Kalibening kota Salatiga. Selain itu, di Salatiga juga ada Lebah Putih yang mengusung konsep pendidikan alam dan merdeka.
Di sisi lain, orang-orang yang menganggap aliran naturalisme adalah paling bagus diterapkan untuk mendidik anak jumlahknya juga tak kalah banyak. Mereka juga membangun istitusi-institusi pendidikan dengan beragam aturan mulai dari aturan tradisional sampai aturan modern. Institusi-institusi ini membuat semacam katalog pembelajaran yang bisa dilihat orang tua atau masyarakat secara umum. Ada juga program-program unggulan yang disipakan dan ditawarkan. Dengan begitu, harapannya, calon orang tua/wali murid bisa memahami apa saja yang akan didapat anaknya ketika memasukkan anaknya ke institusi pendidikan tersebut.
Lalu mana yang paling baik? Aku sendiri menilai baik naturalisme maupun idealisme sama-sama baik diterapkan dengan kondisi yang tepat. Ada kalanya anak diberikan kebebasan belajar sesuai dengan keinginan, bakat, dan minatnya masing-masing. Ada kalanya mereka diarahkan atau dipandu untuk memahami sesuatu yang memang tidak bisa atau sulit untuk dilakukan secara mandiri.