Pengalaman Menggunakan Tisu Magic

Aku mendengar tisu magic sudah lama. Kalau tidak salah, sejak masih kuliah, tisu magic ini sudah kukenal dari teman-temanku. Akan tetapi, ya, sebatas kenal. Aku tidak pernah mencobanya. Mau mencoba sama siapa? 😂

Awal-awal aku menikah, aku sempat kepikiran mau menggunakan tisu magic ini untuk malam pertama. Aku tidak mau kehilangan wibawa karena kalah tempur dengan doi alias meleleh sebelum waktunya. Tapi kok ndilalah aku gak tahu mau beli di mana. Mau tanya malu. Akhirnya gak jadi. Tapi alhamdulilah gusti Allah memberikanku kekuatan sehingga bisa tahan sampai beberapa ronde.

Gara-Gara Artikel Vice

Aku menjadi terpantik ingin mencoba tisu magic lagi setelah membaca artikel ulasan di Vice. Pengalaman sejoli itu kelon sepanjang durasi 5 lagu Swans rasanya perlu ditiru. “Sepertinya ini melebihi rekorku”, batinku.

Aku kemudian diam-diam checkout tisu itu melalui Tokopedia. Namun, sayangnya tidak bisa prakten langsung. Waktu barangnya sampai, doi sedang kedatangan tamu dari bulan.

Percobaan yang Gagal

Malam itu, aku mempersiapkan diri untuk melakukan percobaan pertama. Aku pastikan anak-anak sudah tidur. Doi sudah kubooking untuk tidak tidur dulu. Namun, aku tidak bilang kalau mau uji coba tisu magic. “Biar menjadi kejutan” batinku.

Apesnya gara-gara tisu itu malah jadi seperti orang impoten. Lha gimana enggak… Si doi kecil gak bisa berdiri tegak… Ayi sudah mencoba berbagai cara tidak membuahkan hasil. “Kecapekan, njih?” tanyanya ketika sudah tidak tahu lagi mau berbuat apa.

Kejadian ini berulang beberapa kali sehingga aku merasa kalau tisu magic ini tidaklah cocok bagiku. Aku baru sadar kalau ternyata aku salah cara menggunakannya ketika tisunya tersisa 2 pcs. Entah bagaimana ceritanya aku bisa menyadari hal itu, aku lupa.

Percobaan Pamungkas

Tahu apa kesalahanku pada percobaan sebelumnya? Tahu dong. Masak enggak.

Jadi ternyata kesalahanku menggunakan tisu itu begini. Tisu itu seharusnya hanya diusapkan pada batangnya saja tidak sampai kepala (testis) namun aku malah mengusapnya secara rata. Walhasil kepalanya terasa kebas dan menjadi tidak peka terhadap sentuhan atau gesekan. Ini yang menyebabkan dia selalu tampak lemas tak bergairah.

Percobaan kali ini, aku persiapkan matang-matang sesuai SOP yang ada. Setelah kuusap si doi kecil menggunakan tisu, aku diamkan beberapa menit. Biar tisunya bekerja. Tak lama kemudian akan terasa hangat. Hangat saja. Tidak sepanas seperti ketika tersiram minyak kayu putih atau dioles balsem.

Hasil uji coba kali ini menunjukkan keberhasilan. Ternyata benar-benar manjur. Tapi sayangnya itu stok terakhir.

Oh ya lupa. Aku tadi bilang masih ada 2 stok setelah menyadari kesalahan. Tapi ini kok jadi stok terakhir?

Ceritanya begini. Waktu aku sudah bersiap-siap mau uji coba, aku sudah memastikan anak-anak tidur semuanya. Akan tetapi, waktu baru mau masuk acara inti, si kecil bangun dan rewel. Walhasil aku malah ketiduran saat menunggunya tidur lagi. 😂

Leave a Reply