Pergeseran dari Tim Gamis ke Tim Celana dan Tunik

Bulan puasa kemarin aku pernah membuat blogpot di widiutami dot com, bareng dengan #BloggerKAH tentang tim gamis dan jilbab segiempat, eh, ternyata sekarang daku bergeser dari tim gamis ke tim celana dan tunik. Dulu juga tim daster addict, sekarang malah enggak punya daster babar blas, dasternya sudah pada pensiun tapi emak K enggak niat beli.

Why?

Si K yang mulai super aktif dan membutuhkan gerak leluasa dan lincah untuk mengikuti langkah-langkahnya menjadi alasan utama. Mobilitas yang semakin tinggi dan mengharuskan aku membonceng ataupun nyetir motor dengan membawa si K, harus mempehatikan benar-benar keamanan dan kenyamanannya, menjadi alasan kedua,

Gamis yang kumiliki biasanya kupakai saat di rumah. Jika keluar rumah dengan menggunakan gamis, aku masih memakai celana kulot sebagai dalamannya, biar kalau nenteng-nenteng ujung gamis auratnya tetap aman. Lha piye, si K itu kalau lompat lincah, jika emaknya ribet dengan gamis, aduh, bocahnya bakal melesat dan aku harus mengejarnya.

Bawahan celana panjang dan rok wanita muslimah yang semakin hari semakin beragam pilihannya, enggak kalah cantik dengan gamis, pun tetap mempehatikan syaiatnya membuatku semakin mantab untuk mengubah style tanpa harus menabrak aturan berpakaian perempuan muslim.

Pergeseran dari Tim Gamis ke Tim Celana dan Tunik
Tunik dan celana kulot favorit,abaikan jilbab yang enggak nyambung, ya!

Memilih Celana yang Nyaman untuk Emak-emak

Dalam memilih celana, daku tergolong cerewet. Cerewetnya ini bukan karena aku sok-sokan, tetapi aku memiliki kenangan buruk karena ceroboh memilih bahan celana.Kala itu aku buru-buru memilih celana kulot, kupilih celana yang sekianya enggak ketat dan enggak nerawang. Eh, ternyata celananya berbahan jersey.
Petaka datang saat aku tengah berdiri di dekat selokan, si K yang usil biasalah, lari sana-sini, naik turun selokan yang enggak ada airnya. Tiba-tiba, si K berpegangan erat pada ujung celanaku, aku yang enggak siap spontan memegang celana yang melorot. Celananya melar, NERAWANG! Byuhhhh. Untung enggak ada orang lain.
Pelajaran pertama, jangan memilih celana yang berbahan jersey jika aktivitasnya menuntut kelincahan. Sekalipun enggak nerawang, tetapi saat celananya enggak sengaja ketarik, otomatis bakal nerawang.Selain itu, celana berbahan jersey gampang melorot, enggak disarankan untuk emak-emak yang mobilitasnya tinggi. Tapi kalau emak-emak nyantai sih enak pakai jenis kain jercey, adem.
Terus, milih celana bahan apa dong?
Aku sekarang lebih memilih celana berbahan wolly crepe, katun atau kanvas. Bagi yang bisa memakai celana denim, celana ini nyaman digunakan. Emak K enggak nyaman karena celana denim biasanya ketat. Daku biasa menggunakan kain jenis denim untuk rok atau gamis.

Atasan Favorit Emak K

Berbicara soal atasan, emak K adalah fans tunik garis keras. Sejak dulu aku menyukai baju dengan panjang sampai selutut. Enggak nyaman memakai baju yang panjangnya cuma sepaha. Bukan apa-apa sih, hanya alasan kepraktisan saja.Enggak mau ribet memeriksa apakah ada aurat yang tersingkap saat jalan atau bergerak.
90% baju atasanku berjenis tunik dengan berbagai bahan. Ada yang jahit sendiri, ada juga yang beli jadi. Biasanya nih, atasan yang beli jadi lengannya kependekan. Maklum, tangan panjang. Tangan panjang dalam arti sebenarnya lho. Hahahaha
Bahan tunik yang nyaman untukku berbahan katun, satin, baloteli, toyobo. Yang enggak perlu disetrika? Bahan wollycrepe.Hahaha, sayang, bahan wollycrepe kalau dipakai di Bojonegoro gerah banget. Bahan denim juga lumayan enggak perlu disetrika. Dasar tim emak-emak malas nyetrika. Heuheuu.
Kalau kamu, tim gamis apa tim celana dan atasan, Mak? Tim apapun, yang penting paling nyaman di badan, ya.

Leave a Reply