Montessori adalah metode pendidikan yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori, seorang dokter dan pendidik asal Italia, pada awal abad ke-20. Metode ini berfokus pada pengembangan kemampuan anak secara alami, dengan memberikan kebebasan yang terstruktur dalam lingkungan yang dirancang khusus untuk mendukung pembelajaran mandiri.
Daftar Isi
Adapun metode-metode montessori antara lain sebagai berikut:
Practical Live
Metode ini menganjurkan kita untuk melatih anak-anak agar mampu melakukan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari seperti memakai sepatu sendiri, ganti baju sendiri, mandi sendir, cebok sendiri dan lain sebagainya. Intinya pada metode ini adalah melatih untuk bertahan hidup menggunakan kemampuan dasar.
Sensorial
Metode kedua adalah memberikan stimulasi pada anak untuk mengaktifkan panca inderanya semaksimal mungkin. Anak diajari berlatih membedakan warna, bentuk, suara, atau hal lainnya yang dapat mengasah panca inderanya.
Kita bisa membuat serangkaian alat peraga atau alat bantu untuk memberikan stimulasi panca indera ini. Misalnya saja untuk printable membedakan warna atau bentuk bisa download dari hadia.id, untuk melatih kepekaan terhadap bunyi-bunyian bisa download dari Youtube, untuk indera perasa bisa diajak belajar masak bersama.
Matematika
Metode selanjutnya adalah mengenalkan ilmu bilangan pada anak. Kenalkan pada mereka hubungan antar bilangan, prosedur operasional, dan kemampuan berhitung dasar lainnya. Kemampuan yang dimaksud di sini adalah kemampuan mengenal atau mengoperasikan bilangan. Bukan kemampuan menghafal rumus-rumus yang sulit.
Paling tidak, anak dibekali ilmu hitung tingkat dasar.
Cultural
Metode selanjutnya adalah mengenalkan atau mengajarkan pada anak budaya yang dianut lingkungan sekitar seperti misalnya mengucapkan salam ketika mau masuk rumah atau kelas, mencium tangan ketika bersalaman dengan yang lebih tua, berjalan ndhepe-ndhepe (agak membungkuk) ketika lewat di depan orang yang lebih tua, dan lain sebagainya.
Kecapan anak dalam mengikuti budaya akan membuatnya lebih diterima secara sosial dan mendapat penghargaan yang lebih. Hal ini cukup bagus untuk membuatnya percaya diri di kemudian hari,
Bahasa
Anak adalah peniru yang ulung. Ketika orang tua berbicara, dia bisa menirukan kata demi kata, bahkan sampai intonasi, dan pemilihan kata (diksi). Kalau orang tua atau lainnya yang biasa berinteraksi dengan anak suka berkata kasar atau mengumpat maka anak juga akan mahir menirunya. Sebaliknya kalau orang-orang di sekitar terbiasa berhasa santun maka anak juga meniru gaya meraka.
Ajari juga anak bahas selain bahasa ibu agar mereka memiliki kesempatan lebih banyak untuk berinteraksi dengan orang yang menggunakan bahasa lain. Sehingga potensi pengembangan dirinya akan lebih besar lagi.