Beberapa hari yang lalu, ramai diperbincangkan mengenai naiknya bahan ajar Universitas Terbuka pada semester ini. Salah satu WA group prodi Sistem Informasi yang aku ikuti memperbincangkan ini sampai beberapa hari. Di grup Telegram juga tak kalah hebohnya, beberapa teman ramai memperbincangkan kenaikan bahan ajar ini.
Daftar Isi
Aku dan beberapa teman mahasiswa menyayangkan hal ini. Daripada bahan ajarnya yang dinaikkan harganya, menurut kami lebih baik kualitas elearningnya yang ditingkatkan.
Selama 3 semester mengikuti perkuliahan di UT, Tutorial Online (Tuton) yang dilakukan cenderung terasa pasif. Hanya mengandalkan elearning dari Moodle yang seringkali tidak bisa diakses karena server down. Selama itu, belum pernah sekalipun diadakan perkuliahan sinkronus semisal menggunakan Zoom, Google Meet, atau lainnya.
Memang beberapa dosen pengampu matakuliah responsif dan telaten menjawab pertanyaan mahasiswa. Salah satunya adalah pak Warsito (alm.) Aku berkesempatan mengikuti kuliah Kalkulus bersama beliau. Sangat menyenangkan cara beliau mengelola kelas.
Ada juga dosen yang berinisiatif membuat WAG untuk memudahkan diskusi perkuliahan. Aku sangat suka dengan sistem pengajaran dosen yang out of the box seperti ini. Bisa mencari solusi dan memfasilitasi mahasiswanya yang benar-benar ingin belajar.
Meskipun demikian, ada juga oknum dosen yang ngajarnya hanya sekedar formalitas belaka. Kebanyakan materinya diambil dari video youtube orang lain. Bahkan! Ada juga yang kalimat sapaannya untuk membuka perkuliahan hasil copas dari dosen lain dan apesnya nama dosen itu belum diganti.
Cukup! Intinya menurutku dan beberapa teman yang lain sistem pengajaran melalui elearning UT perlu ditingkatkan. Paling tidak diupayakan ada sesi perkuliahan sinkronus biar ikatan emosional antara mahasiswa dengan dosen semakin kuat.
Kembali ke masalah naiknya bahan ajar.
Kualitas Bahan Ajar Naik Sehingga Harganya Naik
Salah seorang teman mencoba menanyakan perihal kenaikan bahan ajar ini kepada admin. Ternyata bahan ajar memang benar-benar naik mulai semester 2 tahun 2021 ini. Alasan kenaikan yang disampaikan lebih ke kualitas kertasnya yang berubah menjadi A4 dan berwarna. Tapi barangkali itu bukanlah menjadi satu-satunya alasan.
Aku sendiri belum bisa membuktikan apakah kualitas bahan ajar semester ini benar-benar meningkat atau tidak karena sampai saat ini bahan ajar punyaku belum datang. Baca kekurangan tracking bahan ajar UT.
Seorang teman mempertanyakan kenapa mahasiswa Sistem Informasi diharuskan membeli bahan ajar cetak padahal sudah ada Ruang Baca Virtual(RBV).
RBV ini bukan hanya untuk mahasiswa Sistem Informasi(SI) melainkan bisa diakses oleh semua mahasiswa UT.
Seorang teman menyatakan pernah mempertanyakan ini kepada pihak UT dan mendapat tanggapan “Gak semua mahasiswa memiliki koneksi/HP yang mumpuni. Disamping itu butuh buku fisik untuk mendukung pembelajaran di tempat yang terkendala internet”
Seorang teman mencoba mengusulkan agar bahan ajar fisik sifatnya menjadi opsional alih-alih diwajibkan seperti saat ini. Seorang teman yang lain menyatakan pernah menyampaikan hal itu dan mendapat jawaban “Ga efektif juga belajar tanpa buku cetak”.
Seorang teman yang lain juga berpendapat seharusnya UT memberikan opsi pada mahasiswanya untuk menentukan menggunakan bahan ajar cetak atau online.
Biaya Kuliah di UT Jadi Mahal Karena Harus Beli Bahan Ajar Cetak
Seorang teman mengeluhkan kalau biaya kuliah di UT sebetulnya murah namun menjadi mahal karena mahasiswa diharuskan beli bahan ajar cetak. Itupun banyak yang mengeluh bahan ajarnya tidak sampai sampai akhir perkuliahan.
Mahasiswa yang lain mengeluhkan biaya buku lebih mahal dibanding hiaya kuliahnya.
Mahasiswa Merasa Keberatan
Seorang mahasiswa mengeluhkan mengapa bahan ajar naik di saat pandemi seperti saat ini. Situasinya sungguh tidak tepat.
Masih mending jika buku-buku bekas ini bisa dihibahkan atau dijual kepada mahasiswa lain yang membutuhkan. Tapi kalau semuanya diharuskan beli ya mau bagaimana lagi.
Usulan Mahasiswa
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa teman-teman mahasiswa lebih setuju sistem pembelajarannya yang dibenahi daripada buku ajarnya yang ditingkatkan kualitasnya. Karena sumber belajar bisa mengambil dari mana-mana. Tidak ada sekat lagi di zaman internet murah seperti saat ini.
Seorang teman yang lain mengaku sudah pernah nyoba menghitung berapa kemungkinan biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan pembelajaran UT menurut perspektif mahasiswa
Demikian keluh kesah ini dibuat semoga dapat dijadikan bahan masukan yang konstruktif untuk peningkatan pembelajaran dan perkuliahan di Universitas Terbuka khususnya dan Universitas lain pada umumnya.
Bagi teman-teman yang tidak setuju (kontra) dengan artikel ini bisa menuliskan argumennya di kolom komentar di bawah atau bisa langsung menghubungiku via email di [email protected]. Terimakasih.