Memiliki blog dengan kecepatan akses yang tinggi adalah dambaan semua orang. Hanya saja tidak semua orang bisa mendapatkannya karena banyak faktor. Entah faktor tema atau templat blog, konfigurasi server, optimasi gambar, atau hal lainnya.
Daftar Isi
Secara teknis, aku adalah seorang web developer yang terbiasa membuat aplikasi web untuk perusahaan maupun untuk personal. Hanya saja, selama membuat aplikasi-aplikasi itu, aku tak pernah menguji kecepatannya melalui Google Pagespeed Insights. Sehingga aku tak memiliki banyak pengalaman terkait hal ini.
Sedangkan untuk pengelolaan blog yang dimiliki, kami juga tidak begitu pedulikan urusan seperti itu. Asal tidak terlalu lelet sudah kami maklumi. Tidak perlu mengejar skor Google Pagespeed Insights, Pingdom, atau GTMetrix. Kami biasanya lebih mementingkan sisi pembuatan konten daripada sibuk mengurus tetek bengek seputar SEO. Paling-paling hanya pasang plugin untuk SEO yang biasa kami lakukan. Gak pernah ikutan tukar link, spam komentar, dan lainnya.
Namun, hari ini aku nyoba iseng pengen ikut-ikutan kebanyakan blogger yaitu optimasi SEO. Salah satu yang kulakukan adalah melakukan optimasi kecepatan akses blog.
Penyiapan Server VPS
Aku menggunakan VPS lumayan gahar untuk semua blog yang kami kelola. Spesifikasi vpsnya antara lain: RAM/CPU 8GB, SSD storage 40GB, datacenter Jakarta, oS Ubuntu 18.04, webserver menggunakan litespeed, database menggunakan mariadb, object cache menggunakan memcached.
Sebetulnya spek gahar seperti itu over-kill kalau hanya untuk ngeblog. Harganya cukup menguras kantong yaitu sekitar Rp720.000/bulan di CloudKilat. Aku menyewanya sekaligus untuk deploy aplikasi pesanan client. So, kalau hanya untuk mengelola blog skala kecil bisa milih shared hosting yang menggunakan LiteSpeed Server saja menurutku sudah cukup.
Aku menggunakan Runcloud untuk menajemen server seperti membuat blog baru, konfigurasi SSL, membuat database, dan lain sebagainya.
Menggunakan Plugin Litespeed Cache
Plugin ini ternyata sangat powerfull. Fitur yang disediakan sudah mewakili fitur-fitur dari banyak plugin. Jadi kita cukup menginstall Litespeed Cache sudah mendspat banyak fitur sekaligus.
Aku melihat tutorial di Youtube untuk mencari referensi yang menurutku paling cocok untuk ditiru sesuai dengan spesifikasi blog Blogger Sejoli ini. Setelah dapat langsung kuikuti langkah-langkahnya.
Konfigurasi Plugin Litespeed Cache
Konfigurasi yang kulakukan untuk mendapat skor 100 menggunakan plugin Litespeed Cache adalah sebagai berikut:
General
Dapatkan domain key di sini agar plugin LiteSpeed Cache bisa bekerja dengan optimal. Centang automatic upgrade.
Cache
Pada bagian ini, konfigurasinya adalah sebagai berikut:
- Cache: centang semua
- TTL: biarkan default semua
- Purge: default
- Exclude: default
- ESI: centang semua
- Object Cache: off
- Browser Cache: on, TTL default
- Advance: default
CDN
- Quick Cloud CDN: on
- CDN Mapping: off
- Include Images: on
- Include css: on
- Include js: on
- Cloudflare API: on
Selain itu semua dibiarkan default.
Image Optimization
Pada bagian setting konfigurasinya adalah sebagai berikut:
- Auto Request Cron: on
- Auto Pull: on
- Create Webp: on
- Image WebP Replacement: on
- WebP for Extra Srcset: on
Sisanya off semua. Bagian isian dibiarkan default.
Page Optimization
Bagian ini terdiri dari beberapa tab. Hampir semua opsi pada masing-masing tab dicentang.
- CSS Settings: centang semua
- JS Settings: centang semua
- HTML Settings: centang semua kecuali Remove Google Fonts
- Media Settings: centang semua
- Media Exclude: default
- Localization: centang Gravatar Cache saja
- Tuning: default
Demikian konfigurasi LiteSpeed Cache yang kuterapkan saat ini untuk Blogger Sejoli. Hasilnya mendapat skor 100 dari Google Pagespeed Insights.